Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelindo Bangun Hub Logistik di Kuala Tanjung

Kompas.com - 30/01/2024, 21:35 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mendorong pengembangan kawasan industri terintegrasi pelabuhan di Kuala Tanjung menjadi Indonesia Logistic and Supply Chain Hub di Sumatera bagian Utara.

Sejumlah langkah strategis pun dilakukan Pelindo untuk mempercepat pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung (KIKT) yang terintegrasi dengan Pelabuhan Kuala Tanjung.

KIKT yang terletak di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara ini dibangun dan dikelola anak perusahaan Pelindo, PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK). Kawasan industri ini hanya berjarak satu kilometer dengan Pelabuhan Kuala Tanjung.

Baca juga: Profil Pelabuhan Kuala Tanjung, Penguat Konektivitas dan Logistik Nasional

"Pelabuhan dan industri yang terintegrasi akan membuat industri jauh lebih efisien karena tidak ada lagi additional cost yang dikeluarkan untuk transportasi," ujar Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono dalam keterangannya, Selasa (30/1/2024).

Selain itu, pengiriman barang dari dan ke pelabuhan menjadi jauh lebih cepat. Arif bilang, Pelindo akan terus mendorong terjadinya well-connected ecosystem antara pelabuhan dengan kawasan industri (hinterland) untuk memperlancar arus barang.

"Salah satu tujuannya adalah menciptakan biaya logistik yang lebih efisien dan mendorong penguatan ekonomi kawasan," kata dia.

Adapun dalam pengembangan KIKT, mulai awal tahun ini, PT PPK fokus pada pekerjaan pembersihan lahan dan pematangan lahan yang sudah dibebaskan seluas 57 hektar. Ini merupakan tahap pertama dari tiga fase pengembangan KIKT.

Baca juga: Pengamatan Kepelabuhan: Keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung Sudah Tepat

Sementara dua fase berikutnya adalah pekerjaan pembangunan pintu gerbang dan jalan masuk, serta fase pekerjaan infrastruktur dasar.

Seiring dengan pengembangan kawasan industri tersebut, PT PPK juga menggenjot promosi dan pemasaran melalui berbagai forum kegiatan investasi untuk menarik investasi ke KIKT.

Secara rinci, sejumlah langkah strategis yang dilakukan Pelindo dalam pengembangan KIKT, salah satunya meningkatkan kepemilikan saham di PT Prima Tangki Indonesia (PTI), perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan pergudangan dengan kapasitas 100.000 metrik ton (MT).

Hal itu dilakukan sebagai langkah awal menjadikan Kuala Tanjung sebagai transhipment hub untuk produk curah. Saat ini, Pelindo memiliki 20 persen saham di PT PTI.

Baca juga: Pelabuhan Kuala Tanjung Bakal Jadi Transhipment Port, Apa Itu?

Selain itu, Pelindo juga sedang menjajaki kerja sama pemanfaatan lahan KIKT dengan PT Indonesia Battery Company (IBC), serta kerja sama potensial di Kuala Tanjung dengan perusahaan China, Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co. Ltd.

Pengembangan pelabuhan dan kawasan industri di Kuala Tanjung ini melibatkan PT Prima Multi Terminal, anak perusahaan PT Pelindo Multi Terminal, yang mengelola pelabuhan, dan melibatkan PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) yang membangun KIKT.

Arif menuturkan, Pelabuhan Kuala Tanjung sekarang fokus pada pengelolaan produk curah. Dalam jangka panjang, Pelabuhan Kuala Tanjung dan Kawasan Industri Kuala Tanjung akan menjadi Indonesia logistic and supply chain hub.

"Potensi pasarnya memang sangat besar, terutama dari industri minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya seperti minyak goreng, fatty acid, fatty alcohol, palm kernel, dan produk campuran biodiesel," kata dia.

Baca juga: Program Hidroponik Sayur Inalum Cukupi Kebutuhan 430 Jiwa Masyarakat Desa Kuala Tanjung

Saat ini, banyak perusahaan sawit yang memiliki pabrik di Kuala Tanjung. Beberapa di antaranya yakni PT Multimas Nabati Asahan (Grup Wilmar) dan PT Dombas Mas.

Selain itu, ada sejumlah pabrik pengolahan logam seperti PT Inalum (Persero), PT Dairi Prima Mineral, dan PT Asahan Aluminium Alloys.

Di sisi lain, Kuala Tanjung juga sudah terkoneksi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dengan jarak hanya sekitar 43 kilometer.

Sejumlah perusahaan yang sudah memiliki pabriknya di Sei Mangkei, di antaranya PT Unilever Oleochemical Indonesia, PT Industri Nabati Lestari, anak perusahaan PTPN III dan IV, serta PT Pertamina Gas, dan PT Pertamina Power Indonesia.

Baca juga: Siap Beroperasi, Pertagas Alirkan Gas Perdana ke Kuala Tanjung

Saat ini, KEK Sei Mangkei sudah terhubung dengan Kuala Tanjung melalui jalur kereta api dan jalan tol Tebing Tinggi-Parapat. Jalur kereta api ini merupakan hasil kerja sama PT KAI (Persero), PT Pelindo (Persero) dan PTPN III (Persero).

"Jalan tol dan jalur kereta api tersebut menjadi tulang punggung perekonomian Sumatera Utara yang baru," ucap Arif.

Adapun Pelabuhan Kuala Tanjung dibangun sejak Januari 2015 dan mulai beroperasi pada April 2018. Pelabuhan ini memiliki kedalaman -16 LWS dan dermaga 500 x 60 meter. Hal ini memungkinkan kapal berbobot sampai 100 ribu DWT berlabuh di sana.

Pelabuhan ini juga dilengkapi trestle yang menghubungkan wilayah darat dengan pelabuhan sepanjang 2,8 kilometer dengan lebar 18,5 meter.

Baca juga: Perdana, Pelabuhan Kuala Tanjung Layani Pelayaran Peti Kemas Internasional

Lokasi Pelabuhan Kuala Tanjung juga dinilai sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran utama Selat Malaka. Terminal di Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki kapasitas 400.000 TEUs kontainer per tahun, 1,2 juta ton curah cair per tahun, dan 250.000 ton general cargo per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com