Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Impor KRL dari China, KCI Bantah Ada Konflik Kepentingan

Kompas.com - 07/02/2024, 06:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI membantah adanya konflik kepentingan dari keputusan memilih impor rangkaian KRL baru dari China ketimbang Jepang.

KCI diketahui telah meneken kontrak impor tiga rangkaian KRL baru senilai Rp 783 miliar dari perusahaan asal China, CRRC Sifang Co Ltd pada 31 Januari 2024.

Keputusan itu menimbulkan dugaan di publik bahwa adanya ancaman dari China Development Bank (CDB) yang akan menahan pemberian utang proyek Kereta Cepat Whoosh jika Indonesia pilih Jepang.

Baca juga: KCI Bantah Menolak Impor KRL Jepang karena Diancam China

Sebab proposal awal pengadaan KRL yang diterima oleh KCI berasal dari J-TREC, produsen KRL asal Jepang yang seluruh sahamnya dimiliki JR-East.

Namun keputusan akhir pemesanan dilakukan dari CRRC Sifang, produsen asal China yang juga memproduksi Kereta Cepat Whoosh.

Menanggapi hal itu, Vice President Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan keputusan pengadaan impor rangkaian KRL baru dari CRRC Sifang tidak ada hubungannya dengan proyek Kereta Cepat Whoosh.

Baca juga: KRL Impor dari China Akan Tiba pada 2025

"Tidak ada hubungannya, pure (murni) enggak ada hubungannya. Pengadaannya, prosesnya, benar-benar pengadaan. Tidak ada pengaruh dari siapa pun," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat KCI, Jakarta, Selasa (6/1/2024).

Ia menjelaskan, KCI telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak penyedia atau manufaktur dari beberapa negara produsen sarana kereta untuk pengadaan KRL baru.

Proposal yang datang memang salah satunya dari J-TREC. Anne bilang, dalam proses yang berlangsung terjadi perubahan biaya pengadaan KRL dari proposal yang diajukan J-TREC di Juni 2023 dengan Oktober 2023.

Baca juga: KCI: Harga KRL dari China Lebih Murah Ketimbang Jepang

Menurut Price Proposal JR East tanggal 30 Juni 2023 yang pernah dibagikan oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI John Robertho saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI, Selasa (19/9/2023), harga 3 KRL baru dari pabrikan asal Jepang senilai Rp 676,8 miliar (asumsi kurs Rp 104,44 per yen).

Namun pada Oktober 2023 terjadi perubahan rekomendasi teknis dan pembiayaan yang diajukan J-TREC menjadi lebih tinggi dari proposal sebelumnya pada bulan Juni 2023. Meski begitu, Anne enggan mengungkapkan berapa perubahan biaya yang ditawarkan J-TREC.

"Tetapi Oktober (2023) proposal yang kami terima dari Jepang memang mengalami kenaikan. Sehingga perlu ada membandingkan dengan yang lain," kata dia.

Baca juga: KCI Beberkan Spesifikasi KRL Impor China Lebih Unggul Dibanding Jepang

Alhasil, KCI membandingkan harga kereta produksi perusahaan Jepang dengan perusahaan lainnya, seperti CRRC Sifang dari China, serta Wojin dan Dawonsys dari Korea Selatan (Korsel).

Setelah mempertimbangkan proposal dari keempat perusahaan itu, KCI pun memutuskan untuk memesan KRL baru dari CCRC Sifang.

Anne menyebut, dari sisi harga CCRC Sifang lebih kompetitif ketimbang negara lainnya, termasuk jika dibandingkan dengan dua perusahaan asal Korsel. Hanya saja, dia enggan mengungkapkan biaya KRL baru yang ditawarkan oleh Wojin dan Dawonsys.

"Pada saat kami menerima semua proposal itu (dari perusahaan China, Jepang, Korsel) memang CRRC paling kompetitif," kata dia.

Baca juga: Pilih Impor KRL dari China, KCI Sebut Spesifikasi Keretanya Pas

Selain perihal biaya, KCI memilih memesan KRL baru dari China karena spesifikasi teknisnya paling mendekati kebutuhan RI. Spesifikasi ini mengacu pada yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

"Ada spesifikasi teknis yang sangat mendekati dari CRRC, karena dia memang produksi benar-benar sesuai kebutuhan kita. Kalau yang dari Korea, mayoritas mereka masih menggunakan alumunium, sementara kita kan sudah stainless steel," ungkap Anne.

Spesifikasi lainnya yang juga dipertimbangkan yakni ruang bebas, prasarana, ukuran rel, hingga kualitas AC. Berbagai spesifikasi itu dinilai bisa dipenuhi oleh produsen China tersebut.

Baca juga: Alasan KCI Pilih Impor KRL dari China meski Jepang Tawarkan Harga Lebih Murah

Tak hanya itu, dia bilang, CRRC Sifang juga mampu memenuhi persyaratan ketepatan waktu pengiriman (time delivery) agar kereta bisa digunakan sehingga pengguna KRL dapat terlayani dengan baik.

Menurutnya, time delivery menjadi poin penting dalam pemenuhan sarana KRL khususnya di Jabodetabek, di mana KCI harus memastikan ketersediaan sarana karena proses peremajaan kereta terus dilakukan.

"Dalam kerja sama ini KAI Commuter dan CRRC Sifang juga sepakat untuk melakukan transfer knowledge untuk penanganan operasional ke depan," tutup dia.

Baca juga: Problematika Eskalator Stasiun Bekasi yang Bikin Pengguna KRL Berduka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com