Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi: Produk Tembakau Alternatif untuk Tekan Prevalensi Merokok

Kompas.com - 07/02/2024, 10:47 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah asosiasi mendorong pemanfaatan tembakau alternatif berupa rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin untuk dapat menurunkan prevalensi merokok di Indonesia.

Produk tembakau alternatif layaknya diperlakukan sebagai harm reduction atau pengurangan bahaya untuk para perokok dewasa," kata Ketua Asosiasi Ritel Vape Indonesia Fachmi Kurnia Firmansyah dalam keterangan di Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Fachmi mengatakan tembakau alternatif dapat dioptimalkan perokok dewasa yang ingin mengubah gaya hidup dan beralih dari kebiasaan.

Baca juga: Asosiasi Sebut Produk Tembakau Alternatif Bisa Turunkan Prevalensi Merokok

Ilustrasi rokok elektrik. Harga jual rokok elektrik tahun 2024.SHUTTERSTOCK/YARRRRRBRIGHT Ilustrasi rokok elektrik. Harga jual rokok elektrik tahun 2024.

Tembakau alternatif adalah produk penghantar nikotin tanpa proses pembakaran.

Produk itu menerapkan proses pemanasan, sehingga tidak menghasilkan TAR berupa partikel padat yang dihasilkan ketika rokok dibakar dan bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.

"Implementasi harm reduction seperti penggunaan gula rendah kalori dan beras merah untuk orang yang memiliki penyakit diabetes atau upaya mencegah diabetes, tetapi tidak bisa lepas dari rasa manis dan kebiasaan mengonsumsi nasi," kata Fachmi.

Penelitian ilmiah bertajuk Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2015 dari Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial atau UK Health Security Agency (UKHSA) di Inggris menunjukkan produk tembakau alternatif memiliki risiko 90 sampai 95 persen lebih rendah ketimbang rokok.

Baca juga: Tekan Prevalensi Merokok, Produk Tembakau Alternatif Bisa Jadi Opsi

Bukti riset itu menjadi landasan bagi negara seperti Selandia Baru, Jepang, Swedia, dan Inggris untuk memaksimalkan produk tembakau alternatif sebagai strategi mengurangi prevalensi merokok di negara tersebut.

Bahkan, Kementerian Kesehatan Inggris meluncurkan program ‘swap to stop’ dengan membagikan perlengkapan rokok elektronik secara gratis kepada satu juta perokok dewasa. Hal itu ditujukan untuk mencapai target menjadi negara bebas asap mulai tahun 2030.

Ilustrasi rokok elektrik. PEXELS/ABDULLAH ASAD Ilustrasi rokok elektrik.

“Kami berharap pemerintah Indonesia mau merujuk ke negara-negara yang telah berhasil mengoptimalkan produk tembakau alternatif sebagai salah satu langkah menekan prevalensi merokok dan penyakit yang disebabkan karena kebiasaan merokok,” ujar Fachmi.

Sebagai langkah awal dalam memaksimalkan produk tembakau alternatif, Fachmi mendukung pemerintah dalam melakukan penelitian oleh lembaga yang independen, sehingga dapat membuat kebijakan dan memberikan informasi komprehensif bagi masyarakat, khususnya perokok dewasa.

Baca juga: Asosiasi Ungkap Pentingnya Akses Informasi Akurat tentang Produk Tembakau Alternatif

“Sebagai asosiasi pelaku industri produk tembakau alternatif, kami semua siap menjadi mitra pemerintah dalam upaya menurunkan risiko dari kebiasaan merokok,” ujarnya.

Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vaporizer (APVI) Garindra Kartasasmita mengatakan masyarakat semakin paham tentang risiko kesehatan akibat kebiasaan merokok.

Oleh karena itu, penggunaan produk tembakau alternatif dapat membantu perokok dewasa beralih kebiasaan.

Dia menekankan pentingnya akses terhadap informasi produk tembakau alternatif yang komprehensif sebagai upaya mencegah informasi keliru. Bukan hanya itu, hasil riset ilmiah juga dapat menjadi acuan yang sahih baik bagi informasi yang beredar maupun peraturan.

Baca juga: Asosiasi: Perokok Dewasa Perlu Diberi Sosialisasi tentang Produk Tembakau Alternatif

“Kami berharap pemerintah lebih objektif terhadap riset produk tembakau alternatif agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat. Hasil riset juga dapat menjadi landasan pembuatan regulasi yang sesuai dengan profil risiko produk tersebut,” kata Garindra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com