Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Bersih Turun 10,4 Persen, Bos Unilever: Kami Terdampak Sentimen Konsumen Negatif...

Kompas.com - 08/02/2024, 12:43 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalami penurunan laba bersih pada 2023. Hal ini disebabkan oleh aksi boikot anti Israel yang terjadi pada akhir tahun lalu.

Presiden Direktur UNVR Benjie Yap mengatakan, dalam dua bulan terakhir kuartal IV-2023, pihaknya menghadapi tantangan eksternal yang tidak terduga, termasuk adanya penyebaran informasi yang tidak benar terkait situasi geopolitik.

“Kami terdampak oleh sentimen konsumen negatif yang berdampak pada penjualan domestik. Yang ingin saya katakan adalah pertengahan November dan Desember adalah dampak terbesar yang dirasakan,” kata Benjie secara virtual, Rabu (7/2/2024).

Baca juga: Turun 10,4 Persen, Laba Bersih Unilever Indonesia 2023 Jadi Rp 4,8 Triliun

“Kami memulai recovery sejak Januari 2024. Kita lihat trennya mulai meningkat, hampir kembali ke base line, momentum kita akan sangat baik bahkan melampaui kinerja selanjutnya,” ungkapnya.

Sepanjang 2023 Unilever mencatatkan penurunan laba bersih sebesar Rp 4,8 triliun atau turun 10,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 5,3 triliun.

Benjie mengatakan, pada November 2023 lalu, perusahaan berupaya untuk memastikan konsumen agar memahami informasi yang beredar secara luas, dan menepis isu - isu yang tidak benar.

“Kita mengidentifikasi area terdampak paling buruk, di Padang yang paling negatif dan juga Aceh. Ini langkah yang penting. Kami mengidentifikasi area terdampak dan bekerja sama dengan komunitas masjid, tokoh agama untuk mengatasi sentimen ini,” jelas dia.

Baca juga: Ekonom Sebut Aksi Boikot Produk Pro Israel Menyakiti Diri Sendiri

“Kami juga aktif melaporkan hoax atau informasi yang tersebar untuk ditake down. Yang paling penting adalah ini bukan upaya satu kali saja. Kami sudah melayani konsumen Indonesia selama 90 tahun terakhir, dan kami berusaha terus membangun dan berinovasi,” tambah dia.

Di 2024, Benjie mengatakan masih ada dampak yang membayangi perusahaan. Tantangan yang mungkin terjadi dari eksternal geopolitik dan dampak ke konsumen akan menjadi prioritas perusahaan.

“Kami menangani misinformasi, kami memantau inflasi pada kategori tertentu. Kami juga memantau kurs dollar AS, dan Euro, serta menyiapkan berbagai macam strategi,” lanjut Benjie.

Baca juga: Unilever Buka Suara soal 4 Direkturnya yang Kompak Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com