JAKARTA, KOMPAS.com - Gerakan boikot produk terkait dengan Israel telah berdampak terhadap sejumlah perusahaan yang beroperasi di dalam negeri. Salah satu perusahaan yang terdampak ialah PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) selaku pemegang waralaba Pizza Hut di Tanah Air.
"Pastinya kami terdampak dengan adanya kejadian (boikot produk Israel) ini," ujar Direktur Utama PZZA, Hadian Iswara, dalam dokumen public expose, dikutip Minggu (10/12/2023).
Hadian menilai, fatwa yang dirilis oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait rekomendasi untuk tidak membeli produk berkaitan dengan Israel bersifat normatif.
MUI juga tidak merilis daftar produk atau perusahaan yang berkaitan dengan Israel.
Baca juga: Apindo Sebut Ada Misinformasi Daftar Produk Pro-Israel, MUI Tak Pernah Sebutkan
Akan tetapi setelah fatwa tersebut muncul, beredar daftar yang berisikan perusahaan atau produk berkaitan dengan Israel. Dalam daftar ini lah nama Pizza Hut muncul.
"Nah terus digabungkan dengan fatwa MUI sehingga akhirnya banyak masyarakat yang jadi salah mengerti bahwa daftar tersebut merupakan bagian dari fatwa MUI," kata Hadian.
Oleh karenanya, Hadian bilang, perseroan telah mencoba memberikan penjelasan kepada berbagai pihak terkait seperti Kementerian Agama dan MUI.
Ia pun berharap, permasalahan yang bermula dari "bola liar" itu akan dapat dipahami oleh masyarakat.
"Mudah-mudahan kedepannya ini masyarakat Indonesia bisa lebih memahami permasalahan ini," ujarnya.
Baca juga: Boikot Produk Israel, Begini Dampaknya ke Indonesia
Hal senada disampaikan oleh Direktur PZZA Boy Ardhitya Lukito.
Menurutnya, gerakan boikot yang dibarengi dengan beredarnya daftar produk berkaitan Israel telah berimbas terhadap seluruh perusahaan terkait.
Perseroan juga menyoroti lambatnya kehadiran pemerintah untuk menjembatani permasalahan yang terjadi selama beberapa pekan terakhir.
"Bukan cuma Pizza Hut tapi semua industri semua brand luar negeri yang di industri food and beverage juga yang di industri barang konsumsi sehari-hari atau fast moving consumer goods yang juga menjadi terimbas," ucapnya.
Baca juga: Boikot Produk Israel Bisa Bikin Transaksi Ritel Modern Anjlok 50 Persen
Sebagai informasi, sebelum gerakan boikot Israel ramai digaungkan, kinerja keuangan PZZA berada dalam posisi negatif.
Hingga kuartal III-2023, perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 38,95 miliar, meningkat 9,74 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Kerugian itu dicatatkan meskipun penjualan bersih perseroan tumbuh 4,36 persen menjadi Rp 2,75 triliun.
Pertumbuhan itu tidak cukup untuk menutupi beban pokok dan beban penjualan perseroan yang juga meningkat, sehingga pada akhirnya PZZA masih mencatat rugi bersih.
Baca juga: Daftar 5 Barang Paling Banyak Diimpor Indonesia dari Israel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.