Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

McD Indonesia soal Aksi Boikot Imbas Perang Israel-Hamas

Kompas.com - 31/01/2024, 17:10 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen PT Rekso Nasional Food (McDonald’s Indonesia) mengaku terjadi penurunan omzet akibat aksi boikot imbas perang Israel-Hamas.

Namun, Direktur Communication PT Rekso Nasional Meta Rostiawati menegaskan, pihaknya belum melihat adanya potensi pengurangan karyawan atau pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Tentu ada dampak, sangat berdampak bagi kami tentunya itu tidak bisa dihindari. Iya (penurunan omzet) tapi intinya kami masih mengutamakan karyawan kami tetap terjaga,” ujarnya saat ditemui media di Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Baca juga: Keluh Kesah Bos Pizza Hut Usahanya Terimbas Gerakan Boikot Produk Israel

Ketika ditanya berapa persen penurunan omzet bisnisnya akibat aksi boikot tersebut, Meta enggan menjawabnya.

Dia hanya menyebutkan, selain mengutamakan karyawan, pihaknya akan terus mengutamakan kenyamanan dan pelayanan pelanggan.

“Kita fokus itu saja dahulu sembari kami juga akan melakukan aksi kemanusiaan kami,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, CEO McDonald’s juga sempat mengeluhkan dampak boikot bagi bisnisnya secara global.

Dilansir dari Reuters, CEO McDonald’s Kempczinski mengatakan, beberapa pasar restoran cepat saji di Timur Tengah dan sekitarnya terpengaruh konflik Israel-Hamas.

Dia menyebut konflik memberi dampak yang berarti bagi bisnis, apalagi menurutnya ada banyak informasi yang keliru tentang McD.

Rantai makanan cepat saji besar Barat termasuk McDonald's dan Starbucks menghadapi kampanye boikot akar rumput yang spontan. Sikap mereka yang dianggap pro-Israel dan dugaan hubungan keuangan dengan Israel jadi penyebabnya.

Kempczinski juga mengatakan, informasi yang salah mengenai merek-merek seperti McDonald's tidak berdasar. "Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk di negara-negara Muslim, McDonald's dengan bangga diwakili oleh operator pemilik lokal yang bekerja tanpa lelah untuk melayani dan mendukung komunitas mereka sambil mempekerjakan ribuan warga negara mereka," kata Kempczinski dalam sebuah unggahan di LinkedIn.

Baca juga: Perusahaannya Jadi Korban Boikot, CEO Starbucks Akhirnya Buka Suara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com