Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Sebut Aksi Boikot Produk Pro Israel Menyakiti Diri Sendiri

Kompas.com - 05/12/2023, 20:15 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Segara Institut Pieter Abdullah Redjalam mengatakan aksi boikot produk yang disebut pro Israel merupakan tindakan yang menyakiti diri sendiri. Pasalnya, produk-produk tersebut tidak secara langsung diproduksi dan diimpor dari Israel.

Menurut Pieter, langkah boikot tersebut bukan merupakan langkah politik, yang tidak secara lansung menyakiti Israel. Tapi sebaliknya, rakyat Indonesia sendiri yang merupakan pekerja di perusahaan yang terafiliasi tersebut.

"Kalau boikot itu saya selalu mengatakan, hal itu bukan langkah ekonomi, tapi politik. Boikot itu menegaskan kita berada di mana, posisi kita bagaimana," kata Pieter di Jakarta, Selasa (5/12/2023).

Baca juga: Aksi Boikot Berdampak ke Dunia Usaha, Kadin Minta Pemerintah Turun Tangan

Ilustrasi belanja di supermarket atau pasar swalayan. SHUTTERSTOCK/MINERVA STUDIO Ilustrasi belanja di supermarket atau pasar swalayan.

"Kalau dilihat dari langkah ekonomi, boikot itu tidak akan secara signifikan menyakiti Israel justru boikot yang kita lakukan di Indonesia itu lebih menyakiti diri sendiri," tambahnya.

Pieter menambahkan, aksi boikot yang dilakukan di RI adalah tindakan yang merugikan, lantaran pekerja di perusahaan tersebut adalah tenaga kerja asal Indonesia.

Pun demikian dengan bahan baku yang digunakan untuk produksi merupakan produk dalam negeri.

"Jika kita boikot suatu produk tertentu, itu mereknya saja yang 'konotasinya' dengan Israel, tapi barangnya, pekerjanya, itu kan orang Indonesia. Jadi yang tersakiti rakyat Indonesia," jelas Pieter.

Baca juga: BEI: Dampak Aksi Boikot Produk Pro Israel Masih Dapat Dikelola

Dia juga menyoroti potensi kebangkrutan yang diakibatkan oleh boikot produk. Hal ini tentu berdampak pada PHK, yang ujung-ujungnya merugikan rakyat Indonesia juga sebagai pekerjanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com