Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Kompas.com - 08/12/2023, 16:10 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Kapitalisasi pasar Starbucks tengah berada dalam tren penurunan. Hal ini terjadi seiring dengan kekhawatiran investor terhadap lesunya penjualan perusahaan, yang dinilai sebagai imbas dari gerakan boikot produk berkaitan Israel.

Melansir data Bloomberg, kapitalisasi pasar raksasa kedai kopi itu telah "menguap" sekitar 12 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 186,43 triliun selama beberapa pekan terakhir. Penurunan ini diikuti dengan harga saham Starbucks yang terkoreksi selama 11 hari berturut-turut.

Tren bearish terjadi setelah pada awal November lalu perusahaan dengan kode saham SBUX itu mengalami rally penguatan. Hasil kinerja bisnis kuartal III-2023 yang lebih baik dari proyeksi semula menjadi katalis penguatan saham Starbucks pada November lalu.

Baca juga: Starbucks Bantah Donasikan Keuntungan untuk Israel

Akan tetapi, tren kenaikan itu tidak berlangsung lama. Dalam kurun waktu dua pekan terakhir, saham Starbucks kian tergerus di tengah kekhawatiran penurunan penjualan perusahaan.

Data penjualan pihak ketiga Starbucks menunjukan adanya perlambatan material pada November lalu. Dengan adanya perlambatan ini, penjualan perusahaan jaringan kedai kopi asal Amerika Serikat itu diproyeksi menurun pada periode awal tahun depan.

Analis JPMorgan Chase & Co John Ivankoe memprediksi, penjualan Starbucks pada kuartal I-2024 akan lebih rendah dari kuartal pertama tahun ini. Tercatat pada kuartal I-2023, penjualan Starbucks di Negeri Paman Sam tumbuh 4 persen.

Kekhawatiran terhadap penurunan penjualan juga dipicu oleh gaungan boikot Starbucks yang ramai beredar di berbagai platform media sosial. Berdasarkan data TikTok's Creative Center, tagar #boycottstarbucks telah digunakan sebanyak 16.000 kali dan dilihat sebanyak 167 juta dalam kurun waktu 30 hari terakhir.

Sementara itu, di platform media sosial X, tagar berkaitan dengan boikot Starbucks pun kerap masuk daftar trending topics. Sejumlah pengguna sempat melaporkan kondisi gerai Starbucks yang sepi pelanggan.

Namun demikian, data perusahaan menunjukan, penjualan gerai Starbucks di seluruh dunia meningkat 8 persen sampai dengan November 2023.

Baca juga: Boikot Produk Israel, Begini Dampaknya ke Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com