“Dalam fase ini perseroan akan menggenjot peningkatan sumber fee berbasis layanan dan transaksional terutama pada bisnis wealth management digital banking dan corporate,” sebut Nixon.
Lebih jauh Nixon menuturkan, salah satu turunan dari transformasi bisnis yang dilakukan perseroan adalah mengubah model bisnis Kantor Cabang Pembantu (KCP). Dulu KCP BTN yang berjumlah 537 hanya sekedar ada saja untuk melayani nasabah.
Baca juga: BTN Prediksi Penjualan Rumah Tumbuh hingga 12 Persen Tahun Ini
Tetapi sejak tahun 2022 lalu model bisnis KCP diubah. Mulai tahun ini KCP bakal memiliki neraca dan laporan untung-rugi sendiri. Ibarat buku rapot, angka-angka yang tertera di dalam neraca itu akan menjadi bahan manajemen dalam menilai kinerja KCP dan pegawai.
“Penilaian produktivitas KCP hanyalah bagian dari transformasi kantor cabang yang sudah berjalan di BTN sejak April 2022. Melalui transformasi tersebut, kini KCP lebih fokus pada bisnis (kontribusi margin) ketimbang operasional,” katanya.
Dengan lebih fokus pada bisnis, organisasi KCP pun mengalami perubahan. Sekarang KCP terbagi dalam tiga tipe bisnis yakni general, consumer dan SME sub-branch.
Baca juga: BTN Bidik Dana Nasabah Prioritas Rp 57 Triliun
Tak hanya mengubah model bisnis dan tipe KCP, transformasi juga mencangkup penyelarasan key performace indicator (KPI). Mulai tahun ini semua KCP sudah bisa diukur sampai di mana kontribusinya terhadap profitabilitas perusahaan.
“Nanti, setiap bulan produktivitas KCP kami nilai,” ujarnya.
Dulu, pengukuran yang dilakukan manajemen lebih kepada volume bisnis. Belum diukur secara spesifik bagaimana kontribusi profitabilitas masing-masing KCP. Dalam menjalankan model bisnis baru ini, KCP tidak hanya mengejar pertumbuhan aset.