Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga Bantah Bansos Pangan Sebabkan Beras Langka dan Mahal

Kompas.com - 14/02/2024, 13:28 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah bantuan sosial (bansos) pangan beras yang dibagikan oleh Presiden Joko Widodo menjadi penyebab beras langka dan mahal.

"Tidak (bukan karena Bansos), bansos kan jalan dan ini sudah dari tahun kemarin juga sudah jalan," kata Airlangga saat ditemui di TPS 05 Melawai, SMK Negeri 6 Kebayoran Baru, Jl Prof Djoko Sutono Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024).

Menurut Airlangga, menipisnya stok beras saat ini dilihat dari musim panen yang mundur dua bulan sehingga produksi beras dalam negeri mundur dari Maret hingga April menjadi April, Mei, dan Juni.

Baca juga: Info Pangan 14 Februari 2024, Harga Beras dan Cabai Naik, Bawang Merah Turun

Ilustrasi beras. PEXELS/MART PRODUCTIONS Ilustrasi beras.

"Sehingga kemarin pemerintah memutuskan untuk impor. Dan sekarang realisasinya masih ada sekitar 1,6 juta (ton beras) lagi untuk masuk," ujarnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan, untuk mengatasi kelangkaan beras dan menjaga stabilitas harga, beras SPHP yang masuk ke pasar ditingkatkan dari 150.000 hingga 200.000 ton per bulan menjadi 250.000 ton per bulan.

Kemudian, kata dia, distribusi beras tersebut dipermudah.

"Di lapangan diberi kesempatan untuk dilakukan repackaging, katakanlah dari ukuran 20 kg, 50 kg, ke 5 kg dan ongkosnya diganti. Itu kemarin solusi yang diberikan," ucap dia.

Baca juga: Mengapa Harga Beras Terus Naik?

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi juga membantah bantuan pangan beras pemerintah yang dibagikan Presiden Joko Widodo jelang pemilu membebani suplai beras ke pasar.

Menurutnya, bantuan pangan yang disalurkan tidak ada kaitannya dengan kelangkaan dan naiknya harga beras yang terjadi saat ini. Bantuan pangan tersebut merupakan bukti negara hadir pada masyarakat yang membutuhkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com