Dr. Thong menjelaskan, berbagai jenis investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Dia mencontohkan, surat berharga menawarkan risiko yang lebih rendah, tetapi suku bunganya juga lebih rendah jika dibandingkan dengan saham.
Sifat fluktuatif pasar saham juga memiliki risiko tambahan yang secara inheren terkait dengan faktor eksternal, seperti tingkat bunga, kinerja ekonomi, dan peristiwa tak terduga, seperti Covid-19.
Baca juga: Gelar Pertemuan secara Hybrid, JCU Singapore Sambut Hangat Para Mahasiswa Baru beserta Keluarga
Terkait hal itu, Dr. Thong menekankan pentingnya manajemen risiko dengan cara memahami risiko terkait dengan investasi yang dipilih.
Strategi mitigasi risiko berkisar dari pembatasan jumlah investasi hingga metode canggih, seperti mekanisme stop-loss.
Dia juga meminta investor muda berfokus pada meminimalkan risiko dengan melakukan analisis yang teliti, termasuk mengikuti perkembangan pasar dan membaca berita.
Ada pula prinsip diversifikasi, yakni tidak menempatkan semua sumber daya finansial mereka dalam satu aset.
“Investor yang sukses memiliki risiko yang relatif kecil dengan keuntungan yang besar karena mereka memiliki portofolio yang terdiversifikasi. Jangan taruh telur di satu keranjang,” jelasnya.
Baca juga: Serunya Reuni Alumni JCU Singapore, dari Nostalgia hingga Kolaborasi Bersama
Tak kalah penting, Dr. Thong meminta investor muda membuat ekspektasi yang realistis sebagai alat untuk mengantisipasi performa investasi pada masa depan.
Dr. Thong mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan investor baru untuk menyelami pasar keuangan yang kompleks.
Dia menekankan pentingnya pada pemahaman komprehensif dalam mengeksekusi transaksi, baik dalam menjual atau membeli produk investasi. Kemudian, rajin melakukan analisis terhadap pasar dan perusahaan.
Untuk memulai, Dr. Thong mengenalkan rule of thumb, yakni pendekatan personal untuk mengatur risiko, seperti mengurangi pengeluaran dengan persentase tertentu, misalnya umur.
Dia mencontohkan, orang dengan pendapatan sisa 1.000 dollar Amerika Serikat (AS) per bulan dapat menginvestasikan uang sebanyak 800 dollar AS. Caranya adalah 1.000 dollar AS dikurangi 20 persen, yakni usia investor muda tersebut.
Pendekatan personal, seperti menggunakan umur, penting untuk memahami bahwa kelompok umur memiliki risiko yang berbeda-beda.
Dr. Thong juga mengingatkan agar tidak terlalu bergantung pada informasi di sosial media serta menekankan pentingnya mengembangkan kemampuan analisis dan opini sendiri.
Tak kalah penting, sisi emosional investor juga perlu dikelola agar tidak mendikte keputusan investasi. Investor harus rasional, selalu well-informed, dan disiplin dalam mengambil keputusan.
“Ketika nilai saham sedang turun, investor sangat cemas. Ketika nilai saham naik, investor jadi sangat senang. Kita tidak seharusnya memiliki emosi seperti ini dalam berinvestasi,” ungkapnya.
Selain itu, pengajar accounting, corporate finance, fixed-income securities, dan entrepreneurial finance itu juga menyarankan investor muda mengikuti perkembangan teknologi yang membuat transaksi lebih mudah.
Dalam hal ini, investor harus banyak mengakses informasi pasar, layanan dari broker, hingga tips pengambilan keputusan.