Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Naik, Harga Cabai Keriting di Jakarta Jadi Rp 84.024 Per Kg

Kompas.com - 19/02/2024, 17:40 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga cabai keriting dan harga cabai rawit di wilayah DKI Jakarta mengalami kenaikan pada Senin (19/2/2024).

Dilansir dari laman resmi Informasi Pangan Jakarta pukul 16.10 WIB, harga cabai merah keriting naik Rp 2.524 per kilogram (kg) menjadi Rp 84.024 per kg.

Kemudian harga cabai rawit merah naik Rp 5.097 per kilogram (kg) menjadi Rp 81.097 per kg. Lalu, harga cabai merah besar turun Rp 802 per kg menjadi Rp 93.684 per kg dan harga cabai rawit hijau naik Rp 292 per kg menjadi Rp 52.707 per kg.

Baca juga: Mendag Zulhas Ungkap Biang Kerok Beras Premium Langka di Ritel Modern

Sementara itu, dilansir dari laman resmi panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 16.15 WIB, harga cabai di tingkat nasional rata-rata juga mengalami kenaikan.

Harga cabai rawit merah naik Rp 190 menjadi Rp 59.410 per kg. Sedangkan harga cabai merah keriting turun Rp 250 per kg menjadi Rp 60.330 per kg.

BPS "Pelototi" kenaikan harga pangan

Direktur Statistika Badan Pusat Statistik (BPS) Windhiarso Putranto mengatakan, cabai merah, beras, dan daging ayam ras adalah tiga komoditas yang diperlu diwaspadai kenaikan harganya karena akan berpotensi menjadi penyumbang inflasi Februari 2024.

Ia menyebutkan dari 10 kabupaten atau kota yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada wilayah Sumatera dan Jawa, kenaikan tiga komoditas tersebut menjadi andil terbesarnya.

“Khusus di pulau Sumatera yang masuk dalam 10 kategori kabupaten atau kota dengan kenaikan IPH tertinggi itu dikontribusikan oleh kenaikan harga cabai merah, beras, dan daging ayam di antaranya Payakumbuh, tanjung balai, Aceh selatan dan Pariaman,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2024 secara virtual, Senin (12/2/2024).

Kemudian untuk wilayah Jawa dari 10 kabupaten atau kota yang mengalami kenaikan IPH tertinggi yang disebabkan karena harga cabai merah, beras, dan daging ayam naik tinggi di antaranya adalah Tasikmalaya, Pekalongan, Tanjung Balai, Bantul, Malang, dan Banjarnegara.

"Dengan kenaikan itu maka komoditas cabai merah, beras, dan daging ayam ras perlu diwaspadai sebagai potensi inflasi di bulan Februari,” kata Windhiarso.

Lebih lanjut Windhiarso memaparkan, 10 Kabupaten dengan kenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatera meliputi Sumatera Selatan 3,38 persen, Aceh 2,79 persen, Payakumbuh 2,78 persen, Padang Pariaman 2,69 persen, Tanjung Balai 2,46 persen.

Selanjutnya disusul oleh Tebo 2,03 persen, Bener Meriah 1,81 persen, Bengkulu Selatan 1,67 persen, Aceh Selatan 1,61 persen, dan Pariaman 1,53 persen.

Kemudian 10 Kabupaten dengan kenaikan IPH tertinggi di Pulau Jawa adalah Tasikmalaya 4,14 persen, Pekalongan 3,21 persen, Bantul 2,31 persen, Grobogan 1,97 persen.

Selanjutnya, disusul oleh Kota Pati dengan kenaikan IPH 1,80 persen, Klaten 1,67 persen, Pemalang 1,67 persen, Banjarnegara 1,58 persen, Banjar 1,48 persen, dan Kota Pekalongan 1,32 persen.

“Dari data-data itu kami lihat yang menjadi penyumbang andil terbesar kenaikan IPH didominasi oleh cabai merah, beras, dan daging ayam. Jadi ini akan menjadi perhatian khusus kita bersama,” jelas dia.

Baca juga: Sidak Pasar di Bandung, KPPU Temukan Harga Cabai Merah Keriting Rp 150.000 Per Kg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com