JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) meminta kepada pemerintah membuka data terkait jumlah beras yang disalurkan untuk bantuan sosial (bansos) beras pangan.
Hal ini menyusul masih tingginya harga beras medium dan premium di pasar.
Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan, harga beras di pasar saat ini masih tinggi. Padahal, pemerintah telah memasok beras stabilisasi pasokan harga pasar (SPHP) ke pasar dan toko ritel selama sepekan.
Baca juga: Beras Premium Mulai Kembali Terlihat di Ritel Modern
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bappanas) harga beras medium dan premium memang masih tercatat naik.
Pada Senin (19/2/2024) hari ini, beras medium tercatat naik 10,79 persen ke Rp 15.500 per kilo gram (kg) dan beras premium naik 6,12 persen ke Rp 17.000 per kg.
Melihat perkembangan tersebut, Reynaldi menyoroti pelaksanaan penyaluran bansos beras yang dilakukan pemerintah. Ia menegaskan, dirinya mendukung upaya pemerintah untuk melindungi daya beli masyarakat tergolong miskin.
Baca juga: Mendag Zulhas: Presiden Pastikan Bantuan Beras Lanjut sampai Juni 2024
Namun, proses distribusi bansos tersebut harus dilakukan dengan benar. Oleh karenanya, ia meminta kepada pemerintah untuk membuka data stok beras yang telah disalurkan untuk bansos dan untuk stabilisasi harga pasar.
"Sebenarnya berapa banyak beras yang digelontorkan untuk bansos, dan ada berapa banyak yang sudah didistribusi ke pasar dan ritel," kata dia.