Raka pun masuk ke dalam mobil tersebut dan ketika di tengah perjalanan tiba-tiba sopir menepikan mobil ke kiri jalan, mengenakan masker, dan menodongkan pisau di perut Raka sambil meminta uang Rp 20 juta.
"Raka pun WA saya, minta tolong sambil cerita kalo dia chat saya samnbil dipantau driver tsb yg sambil menodongkan pisau di perutnya."
Baca juga: Rangkaian Kereta Cepat dan KRL Sama-sama Dipasok CRRC, Ini Kata KCIC
Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, kabar aksi penodongan tersebut tidak benar.
"Terkait informasi yang beredar bahwa ada penumpang Whoosh telah mengalami tindakan kriminal pada saat menggunakan kendaraan online dari Stasiun Tegalluar, dapat disampaikan bahwa informasi viral tersebut tidak benar," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (21/2/2024).
Raka juga telah mengakui ke pihak kepolisian melalui Laporan Polisi (LP) dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polsek Cileunyi, Polres Bandung, bahwa yang bersangkutan telah membuat laporan palsu kepada orang tuanya sehingga menyebabkan terjadinya penyebaran berita yang tidak benar.
"Saudara Raka mengakui tidak ada peristiwa penodongan yang terjadi setelah yang bersangkutan menggunakan kendaraan online dari Stasiun Tegalluar," ungkapnya.
Baca juga: KCIC Tambah 8 Jadwal Perjalanan Kereta Cepat Whoosh pada 8 Februari
Hal ini juga diperkuat oleh hasil investigasi yang dilakukan pihak kepolisian berdasarkan bukti CCTV yang terpasang di Stasiun Tegalluar.
Berikut fakta yang ditemukan setelah CCTV dibuka dan di analisa oleh kepolisian guna pengecekan layanan dan situasi stasiun pada tanggal dan jam yang sama dengan kejadian, di hari Sabtu malam (17/2/2024) sebagai berikut.
1. Kondisi Stasiun masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia seperti Shuttle Bus, Damri dan Bluebird serta kendaraan online.