Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bapanas Imbau Masyarakat Tak Panik Lakukan Pembelian Beras Berlebihan

Kompas.com - 24/02/2024, 14:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

 

Harga beras di Pasar Induk Cipinang Jakarta Timur kini turun sedikit demi sedikit setelah Kedatangan Presiden Joko Widodo di pasar tersebut pada Kamis (15/2/2024).KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO Harga beras di Pasar Induk Cipinang Jakarta Timur kini turun sedikit demi sedikit setelah Kedatangan Presiden Joko Widodo di pasar tersebut pada Kamis (15/2/2024).

“Misalnya rata-rata Rp 8.000 sampai Rp 8.500 memang harga berasnya akan Rp 16.000. Kenapa demikian? Memang ini terjadi di seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia. Tapi percayalah pemerintah akan menyeimbangkan antara harga di hulu dengan harga di hilir," terang Arief.

Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa dalam delapan bulan terakhir, produksi beras di Indonesia mengalami defisit jika dibandingkan dengan konsumsi.

Baca juga: Vietnam Targetkan Nilai Ekspor Beras Tembus Rp 78 Triliun

Terkait dengan indeks harga beras dunia, Arief menyebutkan ada kenaikan yang signifikan, mencapai 13 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Namun, pemerintah telah mengambil langkah-langkah yang tepat dengan melakukan importasi beras untuk memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dan melakukan stabilisasi harga di pasaran lewat penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Selain itu bantuan pangan beras 10 kg yang menyasar 22 keluarga penerima manfaat serta Gerakan Pangan Murah (GPM) yang mendatangi langsung ke pemukiman penduduk atau tempat keramaian untuk menjual beras dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat.

Dalam kerangka peningkatan produksi beras, Arief menyebutkan bahwa pemerintah telah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan luas panen padi.

Baca juga: Pedagang Pasar Teriak Susah Dapat Beras Premium

Menurut Arief dengan proyeksi luas panen yang semakin bertambah, diharapkan produksi beras dapat meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

“Kami close coordination dengan Bapak Menteri Pertanian yang hari ini bersama jajarannya bekerja keras untuk melakukan tanam. Jadi panennya bisa 2,5 juta ton per bulan dan ini confirm memang harus dikerjakan. Kemarin sempat tertunda tanam karena ada climate change El Nino di akhir tahun," kata Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com