Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biang Kerok Kenaikan Harga Beras Versi Ombudsman: Masalah Produksi hingga Gara-gara India

Kompas.com - 29/02/2024, 06:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menyebut ada sejumlah hal yang membuat harga beras terkerek beberapa waktu belakangan.

Penyebab pertama kenaikan harga beras di awal tahun 2024 karena permasalahan produksi beras lantaran beberapa daerah terutama di Pulau Jawa mengalami gagal panen.

"Jadi harga beras sekarang tinggi penyebabnya adalah karena permasalahan produksi," ujarnya saat ditemui di Kantor Ombudsman RI, Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Baca juga: Harga Beras Mahal, KPPU Bentuk Tim Investigasi

Dia mencontohkan, berdasarkan hasil pantauan langsung di beberapa kecamatan di Indramayu, Jawa Tengah mengalami gagal panen saat musim tanam gadu pada Oktober 2023.

Penyebabnya karena di Indramayu sedang dibangun proyek bendungan sehingga sekitar lima desa mengalami gagal panen. Kemudian gagal panen juga disebabkan oleh serangan hama tikus maupun wereng hingga kekurangan air sehingga tanaman rentan terhadap penyakit.

Penyebab kedua, kenaikan harga beras di awal tahun merupakan faktor musiman yang kerap berulang setiap Desember dan Januari.

"Setiap tahun memasuki Desember-Januari pasti harga beras naik," kata dia.

Kendati demikian, menurutnya, pada tahun ini kenaikan harga beras sudah di luar kewajaran karena sampai akhir Februari pun harga beras masih tinggi.

Dia mengungkapkan, pada Februari 2023 harga gabah hanya sebesar Rp 5.000-6.000 per kilogram. Sementara pada Februari 2024, harga gabah sudah mencapai Rp 8.300 per kilogram.

"Kalau sekarang start di Februari Rp 8.300, nanti September bisa berapa harga gabah? Nah berarti jadi persoalan serius terkait masalah produksi ini." ucapnya.

Baca juga: Bulog “Buka-bukaan” Alasan Beras SPHP Masih Belum Merata di Alfamart dkk

Dia melanjutkan, satu-satunya cara cepat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri di kala tersandung masalah produksi ialah melakukan impor beras.

Penyebab ketiga, kebijakan salah satu negara produsen beras yakni India yang menaikkan pajak ekspor menjadi 20 persen membuat harga beras global menjadi tinggi.

Meskipun dia mengakui impor beras RI ke India hanya sedikit sekitar 200.000 ton dan beras yang diekspor India hanya 6 persen dari total global.

"Beras kita dari India itu sedikit jadi nothing sebetulnya. Tapi India juga kan ekspor ke tempat lain. Begitu India naikkan (pajak ekspor), itu mengguncang pasar internasional," tuturnya.

Baca juga: Tinjau Sawah di Blora, Dirut Bulog: Kami Melihat Langsung Tanda-tanda Awal Panen...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com