Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munir Sara
Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Menyelesaiakan Pendidikan S2 dengan konsentrasi kebijakan publik dan saat ini bekerja sebagai tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI

Berkelit dari Risiko Resesi Negara Mitra Dagang

Kompas.com - 08/03/2024, 10:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kondisi yang diuraikan menggambarkan bahwa perlambatan ekonomi dan resesi di negara mitra dagang utama, berdampak nyata terhadap perekonomian domestik Indonesia.

Dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi pun diperkirakan terjadi. Kontribusi perdagangan luar negeri terhadap PDB mulai tampak sepanjang 2023, di mana kontribusinya terhadap PDB turun menjadi 22,61 persen dari tahun 2022 sebesar 24,72 persen.

Bila sejak tahun 2021-2023, perdagangan luar negeri menjadi sumber windfall ekonomi, maka di tahun 2024, banyak variabel pengganggu yang meliputi kinerja ekonomi Indonesia.

Berkelit dari "spillover"

Tak bisa dipandang remeh, eksternalitas ekonomi Indonesia yang rendah, di mana kontribusi perdagangan luar negeri terhadap PDB yang hanya 22 persen terhadap PDB, lantas indikasi krisis global tak terlalu berdampak ke Indonesia.

Kondisi demikian, bukan berarti Indonesia dapat mengabaikan risiko-risiko eksternal yang dapat memengaruhi kinerja ekspor, seperti ketidakpastian permintaan, fluktuasi nilai tukar, hambatan perdagangan, atau persaingan global.

Oleh karena itu, Indonesia perlu terus meningkatkan daya saing ekspornya, baik melalui diversifikasi produk, pasar, maupun mitra dagang, serta melakukan langkah-langkah antisipasi seperti perjanjian perdagangan antarpelaku usaha (B2B) dan hilirisasi industri pengolahan sumber daya alam non migas.

Selain diversifikasi produk dan pasar maupun mitra dagang, pemerintah juga perlu meningkatkan belanja barang dan modal yang bersumber dari produksi dalam negeri, sehingga dapat mendorong aktivitas usaha dan menciptakan efek berganda.

Dengan demikian, konsumsi dalam negeri dapat menjadi penyangga kinerja PDB dan menangkal dampak negatif dari ketidakpastian global.

Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, perlu diperkuat.

Sebagai motor utama penguatan konsumsi produk domestik, dan sebagai strategi berkelit dari spillover ekonomi mitra dagang utama dan global. Semoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com