Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
MINERAL TERLINDUNGI

Jelang Ramadhan, MUI Ajak Umat Islam Boikot Produk Israel dan Afiliasinya

Kompas.com - 13/03/2024, 13:31 WIB
Aningtias Jatmika,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Memasuki Ramadhan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengarahkan umat Islam untuk berpantang dari apa pun yang diproduksi dan dipasarkan secara masif oleh perusahaan, baik lokal maupun internasional, yang terafiliasi dengan Israel.

Produk-produk tersebut termasuk produk konsumsi sahur, berbuka puasa, dan barang hantaran Lebaran atau hamper.

Langkah itu dilakukan sebagai wujud perlawanan bersama atas genosida Israel di Gaza, Palestina.

“MUI mendorong masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri yang tidak terafiliasi dengan Israel dan pendukungnya atau membeli produk Palestina yang telah beredar di pasar Indonesia. Ini merupakan bentuk ajaran cinta Tanah Air yang merupakan bagian dari iman (hubbul wathan minal iman)," kata Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (12/3/2024).

Menurut Amirsyah, pengarahan publik (irsyadat) berupa boikot massal merupakan sikap resmi MUI terhadap genosida di Gaza dan sekaligus untuk memperkuat fatwa MUI sebelumnya terkait Israel.

Baca juga: MUI Berharap Semangat Ramadhan Makin Menggencarkan Aksi Boikot Israel

Untuk diketahui, pada November 2023, MUI mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang “Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina”.

Fatwa itu menyatakan, umat Islam wajib hukumnya membantu perjuangan kemerdekaan Palestina, termasuk lewat donasi, zakat, infak, dan sedekah.

Dalam fatwa tersebut, MUI juga merekomendasikan umat Islam untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi serta penggunaan produk yang terafiliasi dan mendukung penjajahan serta zionisme.

Fatwa itu mendorong gerakan boikot terhadap produk keluaran perusahaan multinasional yang terafiliasi atau diketahui aktif mendukung genosida Israel. Tak hanya di Indonesia, Muslim di sejumlah negara lain pun melakukan boikot serupa.

Meski sepenuhnya diproduksi di Indonesia dan beredar luas di tengah masyarakat, produk-produk yang diboikot umumnya dimiliki oleh perusahaan asing yang memiliki jejak keterkaitan dengan Israel lewat beragam investasi ataupun dukungan pendanaan langsung.

Lebih lanjut, Amirsyah mengatakan bahwa Ramadhan juga membuka kesempatan bagi umat Islam untuk berbagi keprihatinan atas kepedihan bangsa Palestina.

“Semua penderitaan, kelaparan, dan kesakitan bangsa Palestina (yang dirasakan) hingga hari ini adalah akibat langsung kebijakan represif penjajah zionis Israel yang telah melakukan beragam pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia (HAM) internasional yang tidak dapat ditoleransi,” jelas Amirsyah.

Dukungan konsumen Muslim

Sebelum MUI mengeluarkan seruan boikot, ribuan warga kembali berdemonstrasi di Kedutaan Amerika Serikat (AS), Jakarta. Mereka memprotes pembelaan buta yang dilakukan negeri Paman Sam dan negara-negara Barat terhadap genosida Israel di Gaza.

Baca juga: Marak Boikot Produk Israel, Penjualan Produk Lokal Ini Justru Meningkat

Ketua Gerakan Kebangkitan Produk Nasional (Gerbang Pronas) Fuad Adnan yang turut serta dalam aksi tersebut menilai bahwa belum ada tanda-tanda aksi Israel di Palestina akan berakhir.

“Pembantaian Israel terhadap Gaza justru kian keji, termasuk dalam tragedi pembantaian truk tepung. Saat itu, Israel menghabisi 116 warga Gaza yang tengah mengantre bahan makanan,” ucap Fuad.

Ribuan warga berdemonstrasi memprotes pembelaan Amerika Serikat terhadap Israel di Kedutaan AS, JakartaIstimewa Ribuan warga berdemonstrasi memprotes pembelaan Amerika Serikat terhadap Israel di Kedutaan AS, Jakarta

Di tengah guyuran hujan, sejumlah demonstran terlihat membentangkan spanduk berisi logo dan foto lebih dari 100 produk perusahaan multinasional yang beredar luas di Indonesia dan digambarkan berkontribusi terhadap genosida Israel di Gaza.

Direktur Eksekutif Yayasan Konsumen Muslim Indonesia Ahmad Himawan menegaskan bahwa pemboikotan produk terafiliasi Israel efektif menekan dan menghentikan kejahatan Israel di Palestina.

Meski dianggap remeh oleh sebagian pihak, lanjut dia, gerakan boikot berhasil memicu kerugian besar pada sejumlah perusahaan yang terafiliasi dengan Israel di Indonesia.

“Penjualan mereka turun secara signifikan imbas aksi boikot masyarakat Indonesia,” kata Ahmad.

Ahmad menambahkan, Ramadhan seharusnya menjadi momentum tepat untuk menguatkan aksi boikot.

“Menggunakan produk yang terafiliasi dengan Israel adalah selemah-lemahnya iman,” tegas Ahmad.

Baca juga: Boikot Produk Pro-Israel Berpotensi Meluas di Negara-negara Arab

Dia berharap, konsumen Muslim di Indonesia tak terkecoh dengan aneka rayuan dan klaim fiktif perusahaan terafiliasi Israel di Indonesia. Perusahaan ini mengesankan bahwa produk mereka tidak berkontribusi terhadap serangan di Gaza hanya karena diproduksi sepenuhnya di Indonesia.

Seperti diketahui, serangan Israel di Palestina sejak Oktober 2023 memicu genosida. Tercatat, lebih dari 30.500 orang warga Palestina tewas. Separuh dari jumlah ini merupakan anak-anak dan kaum perempuan.

Kejadian tersebut mendorong Afrika Selatan serta sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia, menyeret Israel dan negara-negara Barat pendukungnya ke Mahkamah Internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com