Sementara itu, hampir setengahnya atau 49 persen mengatakan mereka mengalami peningkatan fleksibilitas. Jumlah tersebut dua kali lipat lebih besar dari jumlah responden yang menyatakan bahwa mereka akan beralih ke peran yang tidak terlalu menuntut yaitu 21 persen.
Tanpa keseimbangan kehidupan kerja, para pekerja berisiko mengalami kelelahan, penurunan produktivitas, penurunan kepuasan kerja, dan masih banyak lagi.
Studi tahun ini menemukan bahwa lebih dari separuh atau 52 persen pekerja perempuan melaporkan bahwa kesehatan mental mereka terganggu hingga mereka merasa kelelahan karena bekerja sepanjang waktu.
Tuntutan akan fleksibilitas bukan sekadar tren pandemi. Pekerjaan yang fleksibel juga menjadi perhatian utama para pencari kerja perempuan.
Dari responden perempuan yang saat ini tidak bekerja untuk mendapatkan upah dan sedang mencari pekerjaan, setengahnya atau 52 persen mengatakan kesulitan dalam mendapatkan peluang kerja jarak jauh atau hibrid adalah penyebab sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Hal ini merupakan penyebab utama mengapa pemberi kerja tidak menelepon kembali 43 persen, dan sebanyak 32 persen menawarkan gaji yang rendah.
Sebagian besar pekerja berpengetahuan tiba-tiba diharuskan bekerja dari rumah pada tahun 2020, dan kini banyak dari mereka yang enggan kembali bekerja lebih dari 40 jam di kantor setiap minggu kerja.
Hal ini terutama berlaku bagi pekerja perempuan yang merawat orang tua lanjut usia, mengantar anak-anak mereka ke sekolah dan beraktivitas, atau memikul sebagian besar tanggung jawab rumah tangga.
Lalu, apa yang harus dilakukan pemberi kerja untuk memastikan kesetaraan gender tetap dapat dilakukan pada bisnisnya?
Studi SurveyMonkey menemukan bahwa menawarkan lebih banyak kesempatan untuk promosi dan jadwal yang lebih fleksibel merupakan hal utama yang dapat dilakukan pemberi kerja untuk membantu pekerja perempuan mencapai tujuan karir mereka.
“Penelitian ini juga menemukan bahwa 44 persen pekerja perempuan secara keseluruhan khawatir akan menghadapi tantangan karir karena benar-benar memanfaatkan pengaturan kerja yang fleksibel,” ujar penelitian tersebut.
SurveyMonkey menyebut bahwa temuan ini penting, jika perusahaan ingin menawarkan pekerjaan yang fleksibel dan proaktif dalam mengatasi permasalahan kesenjangan pekerja.
“Bias kedekatan, akses yang tidak adil terhadap peluang, dan miskomunikasi adalah isu-isu yang harus diatasi sejak awal,” lanjut penelitian itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.