Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Minyak Makan Merah yang Lagi Di-"endorse" Jokowi?

Kompas.com - 15/03/2024, 09:26 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan pabrik minyak makan merah yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Saat peresmian pabrik pada Kamis (14/3/2024) kemarin, Jokowi berharap pabrik ini bisa memberi nilai tambah bagi para petani sawit bukan hanya yang ada di Sumatera Utara, tapi juga yang ada di seluruh Indonesia.

Jokowi mengklaim minyak makan merah lebih murah dari sisi harga, serta kandungan nutrisinya yang lebih bagus dibandingkan minyak goreng biasa.

Apa itu minyak makan merah?

Mengutip laman Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), sesuai dengan namanya, minyak makan merah memang berwarna merah cerah. Sekilas minyak ini seperti warna air buah delima yang dimasukkan botol.

Baca juga: Deretan Konglomerat Penguasa Minyak Goreng di Indonesia

Sejatinya, minyak makan merah berasal dari minyak sawit atau crude palm oil (CPO) sebagaimana minyak goreng biasa yang berwarna kuning.

Yang membedakan minyak makan merah dengan minyak goreng kuning adalah pada proses pengolahannya. Minyak makan merah merupakan produk dari CPO yang setelah proses penyulingan tapi tidak melanjutkan proses-proses selanjutnya.

Minyak makan merah memiliki warna merah terang mencolok dan aroma yang kuat. Warna mencolok dari minyak ini berasal dari biji kelapa sawit yang sejatinya berwarna merah tua, terutama kandungan beta karoten.

Sebab selama proses produksi, minyak makan merah tidak melalui proses bleaching (pemucatan) seperti minyak goreng sawit biasa. Itu sebabnya, banyak kandungan nutrisi penting pada CPO yang tertinggal pada minyak makan merah.

Sementara mengutip situs Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, selama ini proses pengolahan CPO menjadi minyak sawit goreng kuning bening meliputi penghancuran provitamin A secara besar-besaran untuk memperoleh minyak goreng yang jernih atau berwarna agak kuning.

Minyak makan merahKOMPAS.com/ ELSA CATRIANA Minyak makan merah

Baca juga: Pemerintah Siap Serap Minyak Makan Merah Buatan Koperasi

Proses pengolahan ini, yang disebut sebagai pemurnian, juga merusak vitamin E yang juga terkandung dalam CPO. Proses pemurnian ini yang tidak diterapkan pada minyak makan merah.

Kelebihan minyak makan merah adalah kaya akan vitamin E, pro-vitamin A, dan zat yang disebut squalene. Di mana semua nutrisi itu nyaris hilang total dalam proses bleaching dari CPO menjadi minyak goreng, terutama akibat proses pemanasan dengan suhu tinggi.

Selain itu, kandungan asam oleat dan asam linoleat dalam minyak makan merah berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi, dan metabolisme pada anak.

Nutrisi tinggi pada minyak makan merah juga relevan dengan kebijakan jangka pendek pemerintah Presiden Joko Widodo pada tahun 2024 untuk menekan stunting.

Meski memiliki kelebihan dari sisi nutrisi dibanding minyak goreng biasa, minyak makan merah punya kelemahan yakni bau biji sawit yang masih tercium serta warnanya yang merah pekat sehingga bisa mengubah tampilan makanan yang digoreng dengan minyak ini.

Ilustrasi minyak makan merah atau refined palm oil. SHUTTERSTOCK/TRISTAN TAN Ilustrasi minyak makan merah atau refined palm oil.

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Minyak Makan Merah Pertama Berbasis Koperasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com