Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Tertekan, Nilai Ekspor RI Capai 19,31 Miliar Dollar AS pada Februari 2024

Kompas.com - 15/03/2024, 10:50 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tren pelemahan ekspor Indonesia berlanjut pada Februari 2024. Hal ini seiring dengan penurunan harga komoditas ekspor utama di pasar global.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai ekspor Indonesia sebesar 19,31 miliar dollar AS pada Februari lalu. Nilai itu dibentuk oleh ekspor komoditas migas sebesar 1,22 miliar dollar AS dan non migas sebesar 18,09 miliar dollar AS.

Nilai ekspor itu turun 9,45 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/yoy). Penurunan terjadi pada ekspor komoditas migas dan juga non migas.

"Secara tahunan, nilai ekspor Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 9,45 persen," kata Amalia, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: Menteri KP Blak-blakan soal Wacana Ekspor Benih Lobster Dibuka Lagi

Lebih lanjut ia bilang, penurunan nilai ekspor secara tahunan utamanya didorong oleh kontraksi ekspor non migas. Secara lebih rinci, komoditas utama yang memicu penurunan nilai ekspor ialah komoditas lemak minyak hewan nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), dan besi baja (HS 72).

Jika dilihat secara bulanan (month to month/mtm), nilai ekspor juga terkontraksi, yakni sebesar 5,79 persen. Tercatat nilai ekspor pada Januari lalu sebesar 20,49 miliar dollar AS.

Amalia merinci, penurunan nilai ekspor secara bulanan itu dipicu oleh kontraksi ekspor migas sebesar 12,93 persen dan non migas turun 5,27 persen.

Baca juga: 2 Peristiwa Ini Jadi Tantangan Nilai dan Volume Ekspor RI Awal 2024

Secara lebih rinci, penurunan nilai ekspor pada Februari lalu dipicu oleh kontraksi ekspor besi dan baja (HS 72) dengan andil penurunan sbesar 3,26 persen, lemak dan minyak hewani nabati (HS 15) dengan andil penurunan sbesar 2,60 persen, serta logam mulai dan perhiasan permata (HS 71) dengan andil penurunan sebesar 0,60 persen.

"Sementara itu penurunan ekspor migas didorong penurunan nilai ekspor gas dengan andil penurunan sebesar 1,58 persen," tutur Amalia.

BPS mencatat, salah satu pemicu perkembangan ekspor pada Februari ialah penurunan harga komoditias energi dan pertanian secara umum di pasar internasional dibanding Januari 2024.

"Harga komoditas logam dan mineral mengalami penurunan, baik secara bulanan maupun tahunan,"ucap Amalia.

Baca juga: Menilik Dampak Resesi Jepang ke Kinerja Ekspor Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com