Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Todong ByteDance: Pilih Jual TikTok atau Diblokir

Kompas.com - Diperbarui 15/03/2024, 12:00 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber AP,Al Jazeera

Menanggapi pemungutan suara di DPR AS tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, menuduh Washington menggunakan alat politik ketika dunia usaha AS gagal bersaing dengan pesaingnya dari luar.

Dia mengatakan upaya tersebut akan mengganggu investasi kedua negara dan bisa melemahkan kepercayaan investor yang pada akhirnya akan menjadi bumerang bagi AS sendiri.

Secara keseluruhan, 197 anggota parlemen Partai Republik mendukung tindakan tersebut dan 15 menentangnya. Di pihak Demokrat, 155 orang mendukung RUU tersebut dan 50 orang menolaknya.

Beberapa penentang RUU tersebut dari Partai Republik mengatakan AS harus memperingatkan pengguna TikTok jika ada kekhawatiran akan privasi data dan propaganda, namun pilihan akhir harus diserahkan kepada pemilik akun media sosial masing-masing.

Baca juga: Kemendag Minta TikTok Turunkan yang Jualan Pakaian Bekas Impor

Mengapa AS ngotot ingin blokir TikTok

Dilansir dari Al Jazeera, pertarungan memperebutkan TikTok adalah konflik terbaru dalam persaingan AS-China. Ada upaya Washington untuk menggagalkan potensi pengaruh asing dalam stabilitas politik dalam negeri.

Dalam kasus TikTok, legislator AS khawatir bahwa ByteDance dapat dikontrol secara diam-diam oleh Partai Komunis China.

ByteDance beberapa kali membantah tuduhan bahwa mereka membagikan data sensitif pengguna kepada pemerintah Beijing.

“ByteDance tidak dimiliki atau dikendalikan oleh pemerintah China. Ini adalah perusahaan swasta,” kata CEO TikTok Shou Chew dalam kesaksiannya di depan Kongres pada bulan Maret.

Namun regulator China memiliki sejarah menindak perusahaan teknologi dalam negeri. Beijing juga terkenal karena menyensor konten yang sensitif secara politik dan membatasi pengguna mengakses media sosial dan situs Barat dengan "Great Firewall".

Marco Rubio, Wakil Ketua Komite Intelijen Senat dari Partai Republik, mengungkapkan sebagian besar kekhawatiran di DPR yakni adanya ancaman bahwa setiap perusahaan di China dikendalikan oleh PKC, termasuk ByteDance.

“Mereka kebetulan mengendalikan sebuah perusahaan yang memiliki salah satu algoritma kecerdasan buatan terbaik di dunia. Itu yang digunakan TikTok di negara ini, dan menggunakan data orang Amerika untuk membaca pikiran Anda dan memprediksi video apa yang ingin Anda tonton,” katanya.

Baca juga: Sah, TikTok Kini Jadi Pemegang Saham Pengendali Tokopedia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com