Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Fokus ke Sektor UMKM, Bank Sampoerna Targetkan Penyaluran Kredit Tumbuh 10-15 Persen di 2024

Kompas.com - 16/03/2024, 08:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna menargetkan penyaluran kredit dapat tumbuh 10 persen-15 persen pada 2024.

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan, pihaknya masih akan memfokuskan pada penyaluran kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"RBB (rencana bisnis bank) kita targetkan tahun ini kita bisa tumbuh sekitar double digit ya, kita harapkan sekitar 10-15 persen dari pertumbuhan kreditnya," ujarnya saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta, Jumat (16/3/2024).

Baca juga: Bank Sampoerna Ungkap UMKM Pelosok Masih Terkendala Akses Digital

Namun dia melihat tren kinerja perusahaan di Kuartal I 2024 masih akan melambat lantaran sejak awal tahun banyak hari libur.

Diperkirakan pertumbuhannya hanya single digit pada periode ini.

"(Kuartal I 2024) masih single digit. Tetapi secara profitability kita lebih baik ya dicompare dengan tahun lalu," kata dia.

Baca juga: Bank Sampoerna Patok Target Konservatif pada 2024

Oleh karenanya, untuk mencapai target pertumbuhan kredit double digit di tahun ini, pihaknya berupaya tidak menaikkan suku bunga kredit.

Meskipun saat ini telah memasuki era suku bunga tinggi setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya sejak Oktober 2023 dari 5,75 persen menjadi 6 persen sampai saat ini.

"Bunga kredit kalau kita lihat beberapa tahun terakhir BI menaikkan suku bunga. Dan punya kita masih lumayan flat sih, kita tidak menaikkan sama sekali," ucapnya.

Baca juga: Jurus Bank Sampoerna Tekan Kredit Macet 3,6 Persen

 


Selain pertumbuhan kredit, Bank Sampoerna juga mendargetkan dapat memperoleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hingga 10-15 persen pada 2024.

Dia mengungkapkan, DPK Bank Sampoerna diperkirakan tumbuh pesat pada Kuartal I 2024.

"Kalau kebanyakan likuiditas juga enggak bagus ya soalnya kan kita harus balance. Makanya saya bisa bilang likuiditas secara industri saya lihat banyak sekali di awal tahun ini," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com