Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 Smelter Mineral Bakal Dibangun pada 2024, Nilai Investasinya Rp 183 Triliun

Kompas.com - 19/03/2024, 14:47 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan fasilitas pemurnian mineral terintegrasi sebanyak 16 smelter pada 2024. Nilai investasi dari pembangunan 16 smelter itu sebesar 11,66 miliar dollar AS, atau sekira Rp 183 triliun (kurs Rp 15.712,55 per dollar AS). 

Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Suswantono mengatakan, 16 smelter itu terdiri dari 7 unit smelter nikel senilai 2.676,4 juta dollar AS dan 7 unit smelter bauksit senilai 5.853,5 juta dollar AS.

Kemudian, 1 unit smelter besi senilai 51,5 juta dollar AS dan 1 unit smelter tembaga senilai 3.084,7 juta dollar AS.

"Pembangunan fasilitas pemurnian mineral terintegrasi pada 2024 ditargetkan sebanyak 16 smelter," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Baca juga: Menteri ESDM Yakin Smelter Freeport di Gresik Beroperasi Juni 2024

Dia mengungkapkan, saat ini 5 smelter sudah selesai dibangun pada 2023 dimana seluruhnya merupakan smelter nikel. Sedangkan 11 smelter lainnya masih dalam progres pembangunan.

Adapun kesebelas smelter yang belum selesai dibangun itu progresnya untuk smelter nikel sebanyak 1 unit sudah 90 persen dan 1 unit masih di bawah 30 persen.

Sementara progres pembangunan 1 unit smelter besi sudah mencapai 90 persen dan 1 unit smelter tembaga juga sudah 90 persen.

Di antara 11 smelter yang belum selesai, dia bilang, pembangunan 7 smelter bauksit yang paling lambat progresnya karena seluruhnya baru selesai sekitar 30-90 persen.

"Masih terdapat 11 smelter yang belum selesai pembangunannya dimana masih dalam progres pembangunan ada 4 smelter dengan rincian 1 smelter tembaga, 1 smelter bijih besi, 1 smelter nikel. Sedangkan untuk 7 smelter bauksit masih belum selesai pembangunannya semua," tuturnya.

Baca juga: Bahlil Minta Perbankan Biayai Pengusaha untuk Bangun Smelter

Pembiayaan smelter

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta perbankan nasional membiayai pengusaha nasional dalam membangun smelter atau fasilitas pengolahan hasil tambang bila ingin menekan investor dari China.

“Kasih tahu orang perbankan nasional kita agar segera membiayai para pengusaha nasional yang melakukan pembangunan smelter,” kata Bahlil setelah menggunakan hak suaranya di TPS 04 Duren Tiga Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024).

Bahlil mengatakan bahwa 80 persen dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel dimiliki oleh orang Indonesia. Akan tetapi, kata dia, para pengusaha Indonesia nantinya menjual hasil pertambangan tersebut kepada para pemilik smelter.

Baca juga: Mengenal Berbagai Macam Teknologi Smelter Nikel hingga Prosedur Keamanannya, Seperti Apa Cara Kerjanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com