Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Penggunaan Uang Tunai Menurun, Digantikan Transaksi Nontunai

Kompas.com - 19/03/2024, 19:52 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan pembayaran digital Visa mencatatkan adanya peningkatan penggunaan cashless atau non tunai.

Hal ini diungkapkan dalam laporan Visa Consumer Payment Attitudes Study di Indonesia yang terbaru.

Pembayaran melalui dompet digital terus mengalami peningkatan dengan penggunaan tertinggi sebesar 92 persen di kalangan masyarakat Indonesia, angka yang serupa dengan tahun lalu, sementara uang tunai menurun menjadi 80 persen, dari sebelumnya 84 persen pada 2022.

Baca juga: Tingkatkan Penggunaan Transaksi Nontunai, Bank Mandiri Luncurkan Layanan Mandiri Contactless

Ilustrasi uang rupiah, uang kertas rupiah. Uang Rupiah Ramadhan dan Idul Fitri 2024.SHUTTERSTOCK/PUTRADIGITALID Ilustrasi uang rupiah, uang kertas rupiah. Uang Rupiah Ramadhan dan Idul Fitri 2024.

Presiden Direktur Visa Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan, pergeseran ke digital ini semakin terasa karena masyarakat Indonesia semakin banyak menggunakan berbagai mode opsi pembayaran nontunai, terutama dalam dompet digital.
 

“Meskipun terjadi sedikit penurunan dari sisi kebiasaan tidak membawa uang tunai dari 67 persen pada tahun 2022 menjadi 64 persen pada tahun 2023 karena kembalinya kebiasaan prapandemi, masih terdapat peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dengan angka tahun 2021 sebesar 61 persen,” kata Riko di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Riko mengatakan, perilaku nontunai di negara ini didorong oleh generasi muda dari segmen Gen Z (76 persen) dan Gen Y (69 persen).

Hampir 3 dari 5 orang di antaranya telah berhasil mengadopsi gaya hidup cashless alias nontunai.

Baca juga: Bank DKI Sediakan Layanan Pembayaran Nontunai di RSUD Kebayoran Lama

Dia bilang, para konsumen ini telah berhasil tidak menggunakan uang tunai selama 10 hari.

Ilustrasi transaksi digital, transaksi perbankan digital.SHUTTERSTOCK/MONSTER ZTUDIO Ilustrasi transaksi digital, transaksi perbankan digital.

Pergeseran ini sejalan dengan meningkatnya penerimaan pedagang/merchant terhadap pembayaran nontunai, terutama di sektor-sektor seperti makanan dan minuman (82 persen), pembelian di toko serba ada (81 persen), dan transaksi di supermarket (77 persen).

"Masyarakat Indonesia semakin nyaman dengan pembayaran nontunai, yang menandakan keberlanjutan pergeseran menuju masyarakat yang mengutamakan transaksi digital,” ungkap Riko.

Dia menjelaskan, transisi ini didorong oleh semakin diterimanya berbagai metode pembayaran digital di berbagai jenis merchant. Dia menekankan, pihaknya berkomitmen untuk turut memajukan pembayaran digital di Indonesia, dengan mengedepankan teknologi contactless.

Baca juga: Survei Visa: 67 Persen Orang Indonesia Sudah Mencoba Transaksi Nontunai

“Pembayaran dengan kartu contactless Visa diterima secara luas di seluruh dunia, menyederhanakan transaksi bagi pemegang kartu dari Indonesia di luar negeri dan memfasilitasi wisatawan asing untuk bertransaksi tanpa hambatan saat berada di Indonesia,” lanjutnya.

Data Visa menunjukkan bahwa setelah masa pandemi, penggunaan kartu contactless oleh turis asing di wilayah Indonesia terus meningkat yang menandakan cara pembayaran untuk kartu contactless menjadi pilihan mereka karena keamanan dan kecepatannya.

Di Indonesia sendiri, kartu contactless Visa sudah cukup lama tersedia dan diterima di beragam jenis kategori merchant seperti toko serba ada, makanan dan minuman, bahan bakar, hiburan, dan lainnya.

Hasil studi ini menunjukkan 33 persen responden di Indonesia telah menggunakan kartu contactless pada tahun 2023.

Baca juga: Tak Sekadar Simpel, Ini Keuntungan Pelaku UMKM Sediakan Pembayaran Nontunai

Menurut Riko, pergeseran menuju gaya hidup yang semakin digital juga terlihat dari popularitas layanan perbankan digital.

 

Ilustrasi transaksi keuangan digital. SHUTTERSTOCK/TIPPAPATT Ilustrasi transaksi keuangan digital.

Consumer Payment Attitudes Study 2023 menemukan bahwa 81 persen konsumen Indonesia telah menggunakan layanan perbankan digital setidaknya seminggu sekali.

Studi juga menunjukkan tren yang terlihat di 87 persen dari kalangan masyarakat kelas atas yang telah disurvei. Demografi yang lebih muda yaitu Gen Y (86 persen) dan Gen Z (81 persen), terlihat paling sering menggunakan layanan perbankan digital.

Hal ini menyoroti pengaruh keuangan digital yang semakin meluas pada generasi muda.

Baca juga: Mengenal Flo, Aplikasi Pembayaran Tol Nontunai Tanpa Henti

  Terdapat kepuasan yang hampir merata di antara para pengguna perbankan digital atas layanan yang disediakan.

Khususnya, rekening bank (80 persen) dan kartu debit (47 persen) muncul sebagai produk yang paling banyak didapatkan melalui layanan digital, menggarisbawahi ketergantungan yang semakin besar pada alat keuangan digital.

Layanan-layanan utama seperti pemantauan saldo (61 persen), transfer antar sesama (56 persen), dan transfer antar-rekening pribadi di bank yang berbeda (51 persen) memainkan peran penting dalam membentuk lanskap perbankan digital.

"Seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengadopsi inovasi-inovasi tersebut, kami akan terus meningkatkan inovasi digital dalam ekosistem pembayaran, untuk mengurangi kesenjangan inklusi keuangan,” tegas Riko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

KKP Gelontorkan Rp 46,6 miliar untuk Teknologi Modern Budidaya Ikan Nila Salin

Whats New
Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Cadangan Devisa Merosot, Bos BI: Enggak Usah Insecure..

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

OJK Cabut Izin Usaha TaniFund, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Emiten Logistik Pertambangan MAHA Bakal Tebar Dividen, Simak Besarannya

Whats New
Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com