Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arip Muttaqien
Akademisi, Peneliti, dan Konsultan

Doktor ekonomi dari UNU-MERIT/Maastricht University (Belanda). Alumni generasi pertama beasiswa LPDP master-doktor. Pernah bekerja di ASEAN Secretariat, Indonesia Mengajar, dan konsultan marketing. Saat ini berkiprah sebagai akademisi, peneliti, dan konsultan. Tertarik dengan berbagai topik ekonomi, pembangunan berkelanjutan, pembangunan internasional, Asia Tenggara, monitoring-evaluasi, serta isu interdisiplin. Bisa dihubungi di https://www.linkedin.com/in/aripmuttaqien/

"Economics of Happiness": Indonesia Tidak Cukup Bahagia?

Kompas.com - 25/03/2024, 13:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA 20 Maret 2024, bertepatan dengan "International Day of Happiness", "World Happiness Report 2024" diterbitkan, menyajikan perbandingan kebahagiaan antarnegara.

Finlandia telah menempati peringkat pertama selama tujuh tahun berturut-turut. Tahun ini Finlandia mencatatkan skor 7,74.

Posisi tersebut diikuti oleh negara-negara Nordik lainnya seperti Denmark, Islandia, Swedia, dan Norwegia, yang semuanya berada di peringkat 10 besar.

Hal ini tidak mengherankan mengingat negara-negara tersebut secara konsisten menempati peringkat atas.

Pada tingkat regional Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat keenam dengan skor 5,57, di bawah Singapura (6,52), Filipina (6,05), Vietnam (6,04), Thailand (5,98), dan Malaysia (5,98). Secara global, Indonesia menempati peringkat ke-80.

Dibandingkan dengan tahun 2012 ketika World Happiness Report pertama kali diterbitkan dan Indonesia berada di peringkat ke-7, telah terjadi sedikit perbaikan hingga tahun 2024, dengan Indonesia naik ke peringkat ke-6.

Secara berurutan, posisi di Asia Tenggara pada tahun 2012 adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Laos, Indonesia, Filipina, dan Kamboja.

Namun, secara global, pergeseran posisi Indonesia dari tahun 2012 ke 2024 hanya sedikit, yaitu dari peringkat ke-83 ke peringkat ke-80.

Sementara itu, Vietnam mengalami kenaikan dari peringkat ke-65 ke peringkat ke-54. Filipina juga mencatat peningkatan dramatis, dari peringkat ke-103 ke peringkat ke-53.

Bedah Metodologi

Bagaimana konsep pengukuran kebahagiaan versi World Happiness Report 2024?

Pengukuran kebahagiaan ini berdasarkan Survei Kesejahteraan Subjektif (Subjective Well-being Survey) yang dilakukan oleh Gallup.

Setiap tahun, survei ini melibatkan 1.000 responden dari setiap negara. Ranking kebahagiaan antarnegara lalu dibandingkan menggunakan data rata-rata tiga tahun terakhir.

Metodologi mengacu pada “Cantril Self-Anchoring Striving Scale” yang dikembangkan oleh Hadley Cantril pada 1965.

Kuesioner untuk responden menggunakan pertanyaan Tangga Cantril (Cantril Ladder) yang berkaitan dengan persepsi mereka terhadap kualitas kehidupan.

Setiap responden diminta untuk membayangkan tangga yang berkisar dari 0 (kehidupan terburuk) hingga 10 (kehidupan terbaik). Selanjutnya, mereka diminta untuk menunjukkan pada anak tangga ke berapa mereka merasa berada saat ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com