JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, terdapat banyak tantangan pemerintahan baru dalam lima tahun ke depan.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif stabil di kisaran 5 persen di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kemungkinan berakhirnya era suku bunga tinggi.
Harga komoditas ekspor utama juga menjadi penentu dari sisi eksternal dan global di tengah tekanan geopolitik internasional.
Baca juga: Soal PPN 12 Persen, Menko Airlangga: Tergantung Pemerintah Mendatang
“Meski demikian, pekerjaan rumah dan tantangan terbesar adalah memperbaiki konsumsi masyarakat, daya saing ekspor, hingga mempertahankan keberlanjutan fiskal,” kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Senin (25/3/2024).
Tauhid menjelaskan sejumlah peluang dan tantangan yang akan dihadapi rezim baru, yang terpilih pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dari sisi peluang, kondisi ekonomi global perlahan membaik.
Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2024 sebesar 3,1 persen sedangkan World Bank 2,4 persen.
Perkembangan inflasi global pun terus menurun. Pada 2022 sempat mencapai 8,7 persen, dan tahun lalu 6,9 persen.
Baca juga: Menko Airlangga Ungkap Alasan Uji Coba Makan Siang Gratis: Belanja Masalah untuk Pemerintahan Baru
Adapun pada 2024, inflasi global diproyeksi kembali menukik menjadi 5,8 persen dan tahun depan sekitar 4,4 persen.
Peluang lainnya ketika inflasi menurun secara global adalah The Fed diperkirakan memangkas suku bunga pada semester II 2024, dari 5,50 persen pada 2023 menjadi kisaran level 4,75 sampai 5 persen.