Karin Zulkarnaen, Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, mengatakan, hasil penelitian tersebut memberi angin segar serta peluang bagi industri asuransi di Indonesia.
"Terutama bagi Prudential Indonesia untuk menghasilkan inovasi produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan, tujuan keuangan, dan tentunya profil risiko nasabah," kata Karin dalam keterangan tertulis, Jumat (29/3/2024).
Baca juga: Asuransi Jiwa MyProtection Rencana Syariah, Apa Manfaatnya?
Karin menjelaskan, hal ini juga mengingat angka penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah, jauh tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, atau Thailand yang juga menjadi responden dari penelitian yang dilakukan ini.
"Didorong oleh beragam ketidakpastian yang dapat terjadi dalam kehidupan masyarakat, kita melihat masyarakat sudah memiliki kesadaran yang tinggi untuk menyisihkan dana bagi persiapan menghadapi keadaan darurat. Namun, mungkin belum menemukan produk proteksi yang tepat sesuai tujuan keuangannya," sebut dia.
Menurut Karin, perseroan berkomitmen untuk mengoptimalkan strategi literasi asuransi yang dilakukan, agar masyarakat mendapatkan pemahaman yang benar dan komprehensif tentang pentingnya proteksi asuransi.
Dari sisi usia, sebanyak 74 persen responden millennial dari kelima negara memiliki kesadaran untuk menyisihkan uang guna menghadapi situasi darurat dan tidak sepenuhnya bergantung pada dana pensiun.
Baca juga: Prudential Syariah Bayar Klaim Rp 1,6 Triliun hingga Kuartal III 2023
Angka ini lebih tinggi dibandingkan generasi Z sebanyak 49 persen, generasi X sebanyak 62 persen, dan generasi baby boomers sebanyak 49 persen.
Meskipun demikian, sebanyak 58,45 persen responden dari kelompok usia gen Z masih menyatakan bahwa mereka ingin menghabiskan uang mereka untuk gaya hidup.
Selain tingginya kesadaran untuk memiliki tabungan dalam menghadapi masa depan yang lebih baik, penelitian ini juga memperlihatkan tingginya kesadaran pentingnya asuransi dalam menyediakan jaring pengaman keuangan.