Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ade Yusriansyah
Karyawan BUMN

Pelaku Industri Perbankan dan Pasar Modal

Pentingnya Mempersiapkan Dana Pensiun

Kompas.com - 02/04/2024, 16:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tingginya nest egg yang perlu dipersiapkan seharusnya bukan membuat kita menjadi khawatir, tetapi seharusnya memicu kita mempersiapkan dana pensiun sedari dini.

Realita, survei terpisah dari Manulife Investment Management, salah satu alasan terjadinya kesenjangan sangat besar antara pendapatan pensiun yang ideal dengan kenyataannya adalah karena jumlah aset yang diinvestasikan orang Indonesia porsinya relatif rendah secara persentase dari pendapatannya saat ini.

Orang Indonesia masih memiliki kecenderungan untuk menyimpan uang tunai. Mereka mengalokasikan 37 persen asetnya dalam bentuk uang tunai dan deposito perbankan.

Untuk itu, kita sebagai individu kembali dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kesadaran personal finansial, karena literasi keuangan memiliki peran penting bagi individu untuk memahami dan memanfaatkan instrumen investasi.

Patut dicermati, Individu harus mumpuni dalam menyelaraskan pilihan investasi dengan profil risiko, tujuan, dan tingkat keuntungan yang diharapkan.

Untuk individu dengan tipe konservatif, tentunya pilihan investasi yang sesuai adalah instrumen investasi risiko dan tingkat volatilitas rendah, dengan keutuhan nilai pokok investasi menjadi hal utama, tetapi memberikan pendapatan secara berkala.

Sementara untuk profil risiko moderat instrumen keuangan investasi berupa obligasi, reksadana pendapatan tetap atau mungkin emas, dapat menjadi pilihan karena lebih menekankan pada keuntungan rutin, pertumbuhan modal (capital gain), dengan jangka waktu investasi cenderung menengah ke panjang.

Sementara itu, individu dengan profil risiko agresif, pilihan instrumen investasi dapat berupa saham dan reksadana saham. Hal ini dikarenakan volatilitas yang sangat tinggi pada saat perdagangan berlangsung.

Sebagai informasi bahwa auto reject bawah (ARB) suatu saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia bisa mencapi 35 persen.

Meskipun demikian, dalam jangka panjang, saham mampu memberikan return yang tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.

Oleh sebab itu, saham cenderung disebut sebagai instrumen investasi yang high risk high return. Meskipun cenderung memiliki risiko tinggi, Reksa Dana Saham cenderung memiliki risiko lebih rendah jika dibandingkan dengan pemilihan saham secara individu, karena Reksa Dana Saham dikelola oleh Manajer Investasi yang kompeten.

Selain itu, berinvestasi pada properti dapat menjadi pilihan bagi individu profil risiko agresif, dikarenakan nature properti yang padat modal (high capital investment), penyusutan bangunan dan risiko kehancuran bangunan jika terjadi bencana alam, namun tentunya dalam jangka panjang properti mampu memberikan return yang tinggi.

Selain itu, investasi pada bisnis/usaha juga memiliki risiko tinggi, dikarenakan ketidakpastian di masa depan yang sulit untuk diprediksi.

Apapun paham kita, baik itu “gimana nanti” maupun “nanti gimana”, pasti menginginkan hidup yang bahagia di masa tuanya, karena hal tersebut sudah menjadi keinginan setiap individu untuk sejahtera di masa pensiunnya.

Investasi, baik di aset keuangan maupun non keuangan merupakan salah satu cara dalam mencapai tujuan tersebut. Diperlukan kombinasi dari kemauan (willingness), konsistensi (consistency), dan literasi untuk mewujudkannya.

Kemauan diwujudkan dalam tujuan (goals), diperkuat dengan konsistensi untuk menyisihkan sebagian pendapatan bulanannya secara rutin untuk mencapai nest egg tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com