Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yohanes Enggar
Editor dan Konten Marketer

Editor Kompas.com, memiliki minat bidang pendidikan, parenting, dan juga seputar dunia marketing komunikasi. Saat ini menggawangi konten marketing KG Media. Penganut #enggarisme; menikmati hal-hal sederhana dalam hidup dan membuka diri terhadap berbagai perspektif baru. 

Habis THR, Terbitlah Surat Resign: Membaca Pekerja Gen Z

Kompas.com - 08/04/2024, 15:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Lupakan prinsip loyalitas yang sering digadang-gadang bapak-bapak, orangtua dari kalangan Gen Z. Pesan orangtua dulu: loyalitas kepada perusahaan berbanding lurus dengan kesejahteraan, tidak berlaku dalam alam pikir Gen Z.

Dari survei yang sama mengemuka data: tiga dari 10 Gen Z bekerja hanya pada masa 1-2 tahun. Bisa dimaklumi mengingat bagi Gen Z ini adalah pekerjaan pertama bagi mereka. Bahkan, 23 persen di antaranya, keluar sebelum kontrak kerja berakhir.

Ketidakpuasan atas gaji lagi-lagi menjadi faktor utama (41 persen).

Catatan: Namun dari data yang sama nyatanya ditemukan faktor lain mengapa Gen Z kurang betah kerja lama di suatu perusahaan. Selain faktor eksternal (gaji kurang memuaskan dan tawaran yang lebih baik), nyatanya ketidakloyalan Gen Z juga banyak dipantik faktor internal perusahaan.

Faktor internal perusahaan atau "bose" yang membuat Gen Z tidak betah antara lain: merasa tidak dihargai, beban kerja berlebihan, ketiadaan jenjang karier yang menjanjikan, lingkungan kerja "toxic", bosan, dan tidak mendapat perhatian atasan.

Tantangan bagi perusahaan dan para pimpinan adalah bagaimana mewujudkan dunia kerja yang di satu sisi menantang, namun tidak eksploitatif, membangun jenjang karier yang fair bebas "ordal" (orang dalam), dan seimbang antara menempelkan KPI (key perfomance indicator) dan membangun suasana kerja yang asik.

Yang penting: Work-life balance

Keseimbangan antara kerja dan hidup. Filosofi ini rasanya menjadi pembelajaran penting yang diberikan Gen Z bagi generasi-generasi sebelumnya. Bahwa hidup semata-mata bukan soal pekerjaan semata.

Sebanyak 92 persen Gen Z memandang work-life balance menjadi hal penting dalam pekerjaan mereka. Dari jumlah tersebut, 74 persen menyatakan penting sekali untuk memiliki kesehatan mental di tempat kerja.

Catatan: Mengapa work-life balance menjadi penting bagi Gen Z? Ada berbagai jawaban mereka: menjaga kesehatan mental, menambah semangat kerja, mengurangi stres, meningkatkan perfoma kerja, membangun hubungan sosial yang sehat, hingga menyalurkan hobi.

Hidup seimbang pun dapat dibangun di dalam kantor. Hal ini tergambar dalam harapan mereka terhadap gambaran kantor yang "sehat": suasana kantor yang nyaman (59 persen), waktu kerja fleksibel (40 persen), gaji dan bonus kompetitif (42 persen), dan bos yang "baik". 

Khusus pemimpin, pekerja Gen Z memiliki kriteria mereka sendiri: adil (87 persen), bertanggungjawab (77 persen), terbuka terhadap masukan (70 persen), menghargai (69 persen), jujur (65 persen), berkomunikasi secara transparan (59 persen), serta berpengalaman (49 persen), dan memiliki inisiatif (40 persen).

Baca juga: Benarkah Gen Z Paling Menguasai Bahasa Inggris ketimbang Milenial?

"Kebo Nyusu Gudel" atau kerbau menyusu kepada anak kerbau. Peribahasa Jawa yang menarik ini penulis dapatkan dari Mas Suwandi S. Brata yang kala itu menjabat Direktur Publishing and Education PT Gramedia Asri Media.

Peribahasa ini dapat dimaknai sebagai orangtua yang bisa belajar dari anak-anak mereka, termasuk dalam dunia kerja.

Jika kita mau membuka cakrawala, selalu saja ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari generasi yang lebih muda seperti Gen Z, generasi "Si Paling Work-Life Balance". 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Rilis
Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Kemenperin: Investasi China di RI Capai Rp 451,7 Triliun dalam 4 Tahun Terakhir

Whats New
5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

5 Cara Transfer BRI ke DANA, Pakai HP hingga ATM

Spend Smart
Standard Chartered Tunjuk Rino Donosepoetro Jadi Cluster CEO

Standard Chartered Tunjuk Rino Donosepoetro Jadi Cluster CEO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com