Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Mata Uang Rusia dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Kompas.com - 17/04/2024, 10:03 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Nama mata uang Rusia adalah rubel (dalam bahasa Rusia ?????). Kode internasionalnya yakni RUB dengan simbol ?.

Rubel adalah mata uang tertua kedua di dunia yang masih beredar hingga saat ini setelah pound Inggris. Dalam 1 rubel terdiri dari 100 kopek atau sen.

Untuk kurs nilai mata uang Rusia ke rupiah saat ini adalah setiap 1 rubel setara dengan Rp 172. Nilai tukar tersebut berfluktuasi mengikuti permintaan dan penawaran dari kedua mata uang tersebut.

Mengenal mata uang Rusia

Mengutip Investopedia, mata uang Rusia ini telah digunakan sejak abad ke-13 dan telah melalui sejumlah penyesuaian selama masa itu, termasuk beberapa kali revaluasi dan devaluasi.

Baca juga: Mengenal Mata Uang Australia dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Perubahan terkini terjadi sebelum jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1992 dan selama redenominasi pada tahun 1998. Redenominasi tahun 1998 menghasilkan satu rubel baru senilai 1.000 rubel lama.

Dalam beberapa tahun terakhir, nilai tukar mata uang Rusia secara umum sangat bergantung pada harga komoditas global, terutama harga minyak, karena perekonomian Rusia sangat bergantung pada ekspor minyak, gas alam, dan sumber daya alam lainnya.

Mata uang Rusia ini sempat anjlok pada paruh kedua tahun 2014, kehilangan sekitar setengah nilainya terhadap dollar AS karena anjloknya harga minyak global.

Sanksi ekonomi dan keuangan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa terhadap Rusia pada bulan Juli 2014 atas invasi dan aneksasi mereka terhadap Krimea juga berkontribusi melemahkan negara tersebut.

Baca juga: Mengenal Mata Uang Timor Leste dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Nilai tukar rubel tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi, namun juga oleh peristiwa geopolitik dan ketegangan yang melibatkan Rusia dan negara tetangganya seperti Ukraina.

Dalam beberapa tahun terakhir, rubel mengalami volatilitas dan depresiasi yang signifikan akibat beberapa krisis dan konflik yang memperburuk hubungan Rusia dengan Barat dan negara-negara lain.

Salah satu peristiwa penting adalah aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014, yang memicu sanksi dan kecaman internasional dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara lain.

Sanksi tersebut menargetkan sektor-sektor utama perekonomian Rusia, seperti energi, keuangan, pertahanan, dan perdagangan, serta membatasi akses terhadap modal dan teknologi asing.

Baca juga: Apa Mata Uang Singapura dan Berapa Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Mata uang Rusia jatuh ke rekor terendah terhadap dollar dan euro pada akhir tahun 2014 dan awal tahun 2015, karena investor meninggalkan aset-aset Rusia di tengah ketidakpastian dan risiko.

Sebelum peristiwa ini, nilai tukar adalah sekitar 30 rubel terhadap dolar. Setelah invasi, nilainya naik menjadi 50-60 rubel per dolar, dan bertahan selama beberapa tahun.

Mata uang Rusia ke rupiah

Nah untuk nilai tukar mata uang Rusia ke rupiah, sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya, setiap 1 rubel setara dengan Rp 172.

Jadi sudah paham nama mata uang yang digunakan di negara Rusia?

Mata uang Rusia dikenal dengan rubel, di mana setiap 1 rubel setara dengan sekitar Rp 170.Situs resmi Bank of Russia. Mata uang Rusia dikenal dengan rubel, di mana setiap 1 rubel setara dengan sekitar Rp 170.

Baca juga: Mengenal Mata Uang Myanmar dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com