Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Widdy Apriandi
Peneliti

Peneliti Data Desa Presisi, Mahasiswa Pasca-Sarjana IPB University

Monitoring dan Evaluasi Dana Desa Fungsi Ketahanan Pangan

Kompas.com - 25/04/2024, 13:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SKOR Global Food Security Index (GFSI) atau Indeks Ketahanan Pangan Global Indonesia hingga tahun 2022 masih cenderung rendah.

Hal demikian menjadi petanda (signifier) kuat bahwa urusan pangan Indonesia masih jauh dari kondisi stabil/aman (secure) seperti diharapkan.

Di tahun 2022, skor GFSI Indonesia mencapai 60,2 (Economist Impact, 2022). Nilai tersebut berada di bawah rata-rata GFSI dunia yang berada pada kisaran 62,2.

Bahkan, nilai demikian juga berada di bawah rata-rata GFSI Asia Pasifik yang menyentuh 63,4.

Dengan skor GFSI 60,2 di tahun 2022, Indonesia berada di posisi 63 dari 113 negara dunia. Sementara, untuk lingkup Asia Pasifik, Indonesia menempati posisi ke-10 dari 23 negara.

Lebih rendah ketimbang tiga negara tetangga: Vietnam di urutan ke-9, Malaysia di posisi ke-8, dan Singapura yang menempati urutan ke-5 terbaik di region Asia Pasifik.

Jika dibandingkan dengan skor GFSI 2021 (59,2), terdapat peningkatan sebesar 1,7 persen. Peningkatan GFSI Indonesia di tahun 2022 ditandai dengan perbaikan (improvement) sejumlah variabel IKPG.

Pada aspek keterjangkauan (affordability) pangan misalnya, terjadi kenaikan skor: dari 74,9 poin di tahun 2021 menjadi 81,4 (2022).

Demikian juga halnya dengan aspek kualitas dan keamanan pangan yang bergeser dari 48,5 poin di tahun 2021 menjadi 56,2 poin (2022). Lalu, aspek keberlanjutan dan adaptasi produksi pangan pun meningkat dari 33 poin di tahun 2021 ke 46,3 poin (2022).

Namun, terlepas dari segala peningkatan tersebut, terdapat satu variabel substansial ketahanan pangan yang justru menurun. Yaitu: aspek ketersediaan (availability) pangan.

Dibanding tahun 2021 (63,7 poin), skor ketersediaan pangan Indonesia di tahun 2022 turun signifikan menjadi 50,9 poin. Hal tersebut patut menjadi perhatian (concern) bersama.

Waspada produksi pangan domestik

Salah satu indikator penting terkait aspek ketersediaan pangan adalah produksi pangan domestik (Bapanas - Kementan RI, 2020). Penurunan skor pada aspek ketersediaan pangan, dengan demikian, berkelindan erat dengan kemampuan produksi pangan domestik.

Dalam jangka panjang, situasi demikian akan menempatkan Indonesia pada situasi yang semakin pelik. Keputusan impor komoditas primer, sebut saja, akan semakin kuat urgensinya.

Lebih konkret: derajat opsi impor potensional tidak lagi diletakkan pada kepentingan menambal kekurangan produksi pangan dalam negeri. Namun, boleh jadi malah diposisikan sebagai sumber utama stok pangan nasional.

Konsekuensinya, di tengah transformasi pangan dari fungsi asal sebagai makanan ke arah komoditas kapitalistik dan–bahkan–instrumen politik seperti diungkap Mcmichael (2020), determinasi impor yang terus meningkat tentu adalah persoalan serius.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Whats New
Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Whats New
Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Whats New
'Multiplier Effect' Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

"Multiplier Effect" Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

Whats New
Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Whats New
Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Whats New
63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

BrandzView
Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Whats New
Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Whats New
Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Whats New
OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Whats New
Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Perkebunan Karet Besar di Indonesia Banyak Dijumpai di Mana?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com