Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Melemah, Rupiah Turun ke Level Rp 16.300

Kompas.com - 11/06/2024, 09:42 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (11/6/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang terkoreksi pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.21 WIB, IHSG berada di zona merah pada level 6.900,44 atau turun 21,1 poin (0,3 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.921,54.

Sebanyak 215 saham melaju di zona hijau dan 177 saham di zona merah. Sedangkan 166 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 945,7 miliar dengan volume 2,4 miliar saham.

Baca juga: IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, IHSG berpotensi menguat hari ini, setelah kemarin berhasil menutup gap 6.887 dan disertai dengan pola long legged hammer, yang mana mengindikasikan daya beli yang tinggi.

“Kombinasi dari beragam sentimen dan peristiwa-peristiwa yang menekan IHSG dan membawanya rebound pada perdagangan kemarin, membuat IHSG memasuki pergerakan yang berpotensi sideways selagi menguji support 6.887. Penguatan bisa terjadi, namun juga tidak menutup masih adanya ruang pelemahan IHSG di waktu dekat ini,” kata William dalam analisisnya.

Bursa Asia mayoritas merah, dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 1,68 persen (309,08 poin) ke level 18.057,86, Shanghai Komposit melemah 0,9 (30 poin) ke posisi 3.021,21, dan Strait Times terkoreksi 0,26 persen (8,7 poin) ke level 3.313,37. Sementara itu, Nikkei menguat 0,3 persen (116,9 poin) ke level 39.155,1.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.18 WIB rupiah berada pada level Rp 16.300 per dollar AS atau turun 18 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.282 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena rilis data inflasi konsumen AS pengumuman hasil rapat kebijakan The Fed pada Rabu pekan ini.

Ariston bilang, pelaku pasar mewaspadai data inflasi. Jika data inflasi menunjukan kenaikan melebihi ekspektasi, kemungkinan sikap The Fed yang masih ragu untuk memangkas suku bunga.

“Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS menjelang pengumuman inflasi dan suku bunga The Fed.

Di sisi lain, data tenaga kerja AS versi pemerintah yang lebih bagus dari ekspektasi menurunkan keyakinan pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memperkirakan rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 16.300-Rp 16.350 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 16.230 per dollar AS.

Baca juga: Wall Street Hijau, S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com