Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melemah di Awal Perdagangan, Rupiah Turun ke Level Rp 16.302

Kompas.com - 12/06/2024, 09:46 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (12/6/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang terkoreksi pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.05 WIB, IHSG berada di zona merah pada level 6.854,19 atau turun 1,49 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.855,69.

Sebanyak 137 saham melaju di zona hijau dan 190 saham di zona merah. Sedangkan 171 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 456 miliar dengan volume 841,6 juta saham.

Baca juga: Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini 12 Juni 2024

Research Division MNC Sekuritas T Herditya Wicaksana mengatakan hari ini IHSG berpotensi mengalami penurunan setelah penutupan kemarin mengalami kenaikan volume penjualan. Support IHSG hari ini pada level 6.843 - 6.812, dan resistance pada level 7.032 - 7.149.

“Saat ini, diperkirakan posisi IHSG masih berada pada bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (2), sehingga dapat diwaspadai akan lanjutan koreksi IHSG yang akan menuju ke 6.742-6.794 apabila menembus support 6.846,” kata Herditya dalam analisisnya.

Bursa Asia mixed, dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 1,27 persen (230,75 poin) ke level 17.945,58, dan Nikkei terkoreksi 1,27 persen (230,75 poin) ke level 38.945,58. Sementara itu, Shanghai Komposit naik 0,06 (1,8 poin) ke posisi 3.029,92, dan Strait Times bertambah 0,06 persen (1,9 poin) ke level 3.311,17.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Kompak Melemah di Akhir Sesi

Rupiah melemah 

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.06 WIB rupiah berada pada level Rp 16.302 per dollar AS atau turun 10 poin (0,06 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.292 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS yang mulai surut. Kini pelaku pasar sedang menantikan data penting AS nanti malam dan dini hari.

“Pasar mewaspadai data Inflasi konsumen AS bulan Mei dan pengumuman kebijakan moneter AS yang baru. Potensi rupiah melemah masih terbuka saat ini, masih terkena efek ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS yang menyurut,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Baca juga: IHSG Awal Sesi Melemah, Rupiah Turun ke Level Rp 16.300

Di sisi lain, data inflasi AS yang masih meninggi dan sikap The Fed yang masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan bisa mendorong penguatan dollar AS lagi.

Sementara itu, deflasi yang terjadi di China karena konsumsi menurun yang bisa diartikan negatif oleh pasar. Ini tentu bisa memberikan sentimen negatif ke aset berisiko termasuk rupiah.

Rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 16.300- Rp 16.330 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 16.250 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat, Rupiah Melemah Lagi

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com