Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: Inflasi Indonesia Termasuk Terendah di Dunia

Kompas.com - 14/06/2024, 12:16 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan, laju inflasi Indonesia terjaga rendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Bahkan, laju perkembangan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia disebut menjadi salah satu terendah di dunia.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, laju inflasi Indonesia masih terjaga di kisaran target yang ditetapkan, yakni 1,5 sampai 3,5 persen. Tercatat tingkat inflasi secara tahunan kian menyusut, di mana pada Mei lalu sebesar 2,84 persen.

Baca juga: Pemerintah dan DPR Sepakati Target Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Tahun Pertama Prabowo-Gibran

Ilustrasi inflasi.SHUTTERSTOCK/LEONID SOROKIN Ilustrasi inflasi.

"Tren inflasi Indonesia dalam 10 tahun terakhir menurun dan terkendali rendah. Bahkan termasuk yg terendah di dunia pada saat ini," kata dia, dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2024, Jumat (14/6/2024).

Laju inflasi yang terjaga dinilai menjadi penting untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

Pasalnya, tingkat inflasi menentukan perkembangan konsumsi rumah tangga yang merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kami meyakini inflasi yang rendah sebagai faktor sangat penting utk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta kesejahteraan rakyat Indonesia," tutur Perry.

Baca juga: Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Lebih lanjut Perry bilang, terjaganya inflasi tidak terlepas dari sinergi yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Koordinasi itu salah satunya dilakukan dalam bentuk memastikan ketersediaan stok berbagai jenis komoditas di masyarakat.

Ilustrasi inflasi pangan.SHUTTERSTOCK/LIGHTSPRING Ilustrasi inflasi pangan.

Selain itu, terjaganya inflasi juga didukung oleh kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, BI menjaga laju inflasi lewat kebijakan suku bunga acuannya.

"Sementara itu untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan kebijakan makro Indonesia longgar antara lain melalui insenstif likuiditas yang besar kepada perbankan," kata Perry.

Baca juga: Bisa Picu Inflasi, Pemerintah Wanti-wanti Kenaikan Tarif Tiket Kereta Api dan Bis

Perry memastikan, pihaknya akan terus berkoordinasi untuk menjaga inflasi. Pasalnya, bayang-bayang ketidakpastian global masih nyata.

"Ke depan kita perlu terus memperkuat sinergi ini karena kondisi global masih belum ramah," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com