Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Kompas.com - 30/04/2024, 12:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Finance PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Novita Widya Anggraini mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah antisipatif dalam mengelola risiko yang terkait dengan tekanan inflasi, fluktuasi nilai tukar, dan tekanan suku bunga.

"Kami melihat seluruh sektor mampu tetap tumbuh positif, berkualitas, dan resilient dengan fokus pada sektor perdagangan di tengah tekanan geopolitik global, nilai tukar, inflasi serta kenaikan suku bunga," ujar Novita secara virtual, Senin (29/4/2024).

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi serta suku bunga turut mempengaruhi kinerja perseroan.

Baca juga: Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta-merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Dia bilang, perseroan senantiasa menganalisis semua perkembangan secara cermat guna dapat mengambil keputusan bisnis yang tepat.

"Dengan optimisme terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia yang tetap sehat dan stabil, BNI yakin bahwa langkah-langkah yang telah dilakukan akan terus mendukung pertumbuhan bisnis BNI secara berkelanjutan," ungkap Royke.

Sebagai langkah strategis ke depan, Royke menegaskan bahwa pihaknya akan lebih hati-hati dalam menyalurkan kebutuhan kredit berbasis valas dan terus memantau perkembangan nilai tukar rupiah, sambil terus menjaga kualitas portofolio kredit valas.

“Kami menerapkan manajemen risiko yang ketat dengan melakukan stress test terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia mulai dari pergerakan nilai tukar hingga suku bunga ke depan," tegas Royke.

Baca juga: Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

 


Novita mengungkapkan, fundamental BNI cukup solid dalam melewati tantangan kuartal I-2024 yang dipengaruhi faktor eksternal.

Mengawali tahun 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta sebesar Rp 272,1 triliun atau tumbuh 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

BNI juga mencatat penyaluran kredit ke BUMN sebesar Rp 102,7 triliun atau tumbuh 23 persen dibandingkan kuartal I-2023. Pada segmen kredit konsumer, Kredit Pemilikan Rumah (BNI Griya) juga tumbuh 10,3 persen YoY menjadi Rp 60,1 triliun.

Adapun Kredit Tanpa Agunan tumbuh 17 persen YoY menjadi Rp 52,1 triliun. Sementara itu, pertumbuhan Kartu Kredit juga mencapai 10,4 persen YoY menjadi Rp 14,2 triliun.

Baca juga: Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal Jangkar Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com