Kepercayaan adalah bagian penting dari setiap hubungan profesional, namun atasan pelaku micromanagement tidak mempercayai karyawannya yang paling berdedikasi sekalipun.
Dia mungkin meragukan pekerjaan mereka atau harus terlibat dalam pengambilan keputusan. Karyawan mungkin mulai berpikir bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan posisi pekerjaan ini.
Lingkungan kerja tidak dapat berkembang tanpa komunikasi terbuka. Sayangnya, atasan pelaku micromanagement tidak memberikan umpan balik alias feedback apa pun kepada timnya, sehingga karyawan tidak mengetahui kinerja mereka.
Baca juga: Atasan Semena-mena? Hadapi dengan Cara Ini agar Tak Ditindas Terus
Selain tidak memberikan umpan balik, atasan semacam ini mungkin juga sangat kritis tanpa memberikan komentar apa pun tentang cara meningkatkannya.
Seorang karyawan mungkin memiliki hal yang sangat tugas yang sederhana, namun kemudian datanglah micromanager yang mempersulit tugas tersebut.
Atasan mungkin memberikan instruksi terperinci kepada karyawannya, sehingga menghilangkan otonomi atau kreativitas sama sekali.
Ketika tidak memberikan umpan balik yang bermanfaat, micromanager di tempat kerja akan dengan cepat menunjukkan kesalahannya, lebih berfokus pada kesalahan yang dilakukan karyawannya daripada memuji kemajuan mereka.
Baca juga: Tips Karier Sukses, Begini Cara Dekat dengan Atasan Tanpa Menjilat
Kritik sang atasan, seringkali tanpa alasan, membuat karyawan enggan mengambil keputusan karena takut dikritik.