Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Negara Catat Defisit Pertama Pada Mei 2024, Sebesar Rp 21,8 Triliun

Kompas.com - 24/06/2024, 13:49 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mulai mencatatkan defisit pada Mei 2024. Hal ini terjadi seiring dengan pendapatan negara yang menurun, sementara belanja negara tumbuh pesat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hingga akhir Mei lalu, APBN mencatat defisit sebesar Rp 21,8 triliun. Nilai itu setara dengan 0,10 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Ini menjadi kali pertama APBN mencatat defisit pada tahun 2024. Pada bulan sebelumnya, April, APBN masih mencatatkan surplus, yakni sebesar Rp 75,7 triliun, setara 0,33 persen terhadap PDB.

"Overall balance kita sudah mengalami defisit Rp 21,8 triliun atau 0,1 persen PDB," ujar dia, dalam konferensi pers, di Kantor Ditjen Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (24/6/2024).

Baca juga: Sri Mulyani dan Tim Prabowo Tampil Bersama, Bantah Kabar APBN Jebol

Defisit itu dibentuk oleh pendapatan negara yang mencapai Rp 1.123,5 triliun, setara 40,1 persen target APBN. Nilai itu turun 7,1 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Penurunan pendapatan terjadi seluruh pos, mulai dari penerimaan pajak yang turun 8,4 persen, setoran kepabeanan dan cukai yang turun 7,8 persen, serta pendapatan negara bukan pajak (PNBP) turun 3,3 persen.

"Kita lihat pendapatan negara sampai akhir Mei memang mengalami tekanan, yaitu growth-nya negatif 7,1 persen," katanya.

Di sisi lain, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.145,3 triliun, setara 34,4 persen target APBN. Nilai ini melonjak 14 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Bahaya Wacana Kenaikan Rasio Utang Pemerintah, Pajak Bisa Tambah Naik

 


Dengan realisasi tersebut, Sri Mulyani menyebutkan, keseimbangan primer masih mencatatkan surplus, yakni Rp 184,2 triliun. Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi pengeluaran negara, di luar pembayaran utang.

Walaupun sudah mencatatkan defisit, Sri Mulyani bilang, pelaksanaan APBN masih sesuai rencana pemerintah. Pasalnya, pada tahun ini pemerintah menyiapkan defisit APBN sebesar Rp 522,8 triliun atau setara 2,29 persen terhadap PDB.

"Jadi kalau sekarang (defisit) masih 0,1 persen, kita masih relative on track dengan total overall balance tahun ini," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Rupiah Tembus Level Rp 16.400 Dipicu Kabar Prabowo Naikkan Rasio Utang hingga 50 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com