Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unit Bisnis Prodia Bangun Pabrik Baru, Alokasikan Capex Rp 140 Miliar

Kompas.com - 25/06/2024, 17:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com  - Unit bisnis Prodia Group yang bergerak di bidang produksi alat-alat kesehatan dan pembuatan In-Vitro Diagnostic PT Prodia Diagnostic Line (Proline) membangun pabrik kedua yang berada di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Pembangunan tersebut mengalokasikan modal atau capex (capital expenditure) sebesar Rp 140 miliar.

“Proline menyiapkan anggaran capex sebesar Rp 140 miliar untuk pembangunan gedung dan berbagai mesin produksi,” kata Direktur PT Prodia Diagnostic Line, Cristina Sandjaja Selasa (25/6/2024).

Cristina mengungkapkan, anggaran belanja modal tersebut diperoleh dari shareholder perusahaan, dimana Rp 50 miliar dari capex akan digunakan untuk membeli bangunan dari pemilik sebelumnya, lalu Rp 22 miliar untuk bahan bangunan, dan sisanya untuk finalisasi sarana produksi, temrauk mesin dan kelengkapan lainnya.

Baca juga: Dorong Kinerja Bisnis, Strategi Prodia Gencar Berinovasi dan Manfaatkan Teknologi

Dia menjelaskan, pabrik baru ini akan mengakomodir peningkatan produksi berbagai diagnostik in vitro dan diharapkan dapat menopang kemandirian alat kesehatan Indonesia, serta mengakomodir peningkatan permintaan alat kesehatan IVD di pasar Indonesia maupun regional.

“Penambahan pabrik kedua ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan alat kesehatan Indonesia di tengah ancaman kesehatan global. Dengan begitu, ketersediaan berbagai alat kesehatan in vitro diagnostik dapat segera terpenuhi oleh industri lokal,” lanjutnya.

Sebelumnya, pabrik pertama Proline berlokasi di Kawasan Industri Jababeka III Cikarang yang beroperasi sejak 15 Oktober 2011. Di pabrik pertama itu, Proline memproduksi berbagai produk reagen kimia rutin untuk ribuan fasilitas layanan kesehatan di Indonesia

Pada 2023 Proline menambah lini produknya yaitu reagen hematologi untuk berbagai merk instrumen hematologi. Dengan didirikannya pabrik baru, Proline berencana menambah produk baru seperti pengembangan berbagai instrumen laboratorium hingga reagen molekular dengan kualitas tidak kalah dengan produk impor.

Baca juga: Prodia Cetak Laba Bersih Rp 71,4 Miliar pada Kuartal I-2023

 


Cristina mengungkapkan, sejauh ini bisnis Proline berkontribusi secara konsolidasi terhadap revenue secara bisnis keseluruhan sebesar 5 persen. Dia bilang, pihaknya telah memproduksi berbagai produk reagen kimia rutin ribuan fasilitas layanan kesehatan di Indonesia. dia juga yakin kedepannya masih terdapat peluang besar bagi Proline untuk tumbuh sebagai produsen alat kesehatan diagnostik In Vitro.

Apalagi, saat ini pemerintah tengah gencar mendorong Tingkat Kandungan Dalam Negeri atau TKDN kepada produk lokal. Cristina menjelaskan, Proline memiliki nilai TKDN lebih dari 40 persen, sehingga masalah pelemahan rupiah tidak berdampak signifikan pada perusahaan.

“Pelemahan rupiah menurut kami akan berdampak pada industri yang mengandalkan produk impor 100 persen. Sementara kami porsi row materialnya tidak signifikan produk impor,” ungkap dia.

Baca juga: Prodia Bakal Tebar Dividen Rp 223 Miliar dari Laba Tahun 2022

Dia berharap penambahan pabrik baru dengan luas area produksi lebih dari 10.000 m2 akan memperbesar kapasitas produksi reagen kimia rutin dan reagen hematologi. Dengan pembangunan pabrik baru ini, Proline akan menambah lini produknya dengan pengembangan berbagai instrumen laboratorium, reagen CLIA (chemiluminescence immunoassay) serta reagan molekular.

Dalam kerja sama produksi dan pengembangan berbagai instrumen laboratorium, Proline bekerjasama dengan berbagai perusahaan global dari Jerman, China, Korea, Jepang, Spanyol, dan Amerika. Selain memproduksi produk dengan merk Proline, berbagai produk OEM dari partner OEM Proline juga telah diproduksi oleh Proline.

Proline juga berkolaborasi dengan berbagai akademisi untuk menghasilkan produk inovatif dan relate dengan kebutuhan konsumen. Salah satunya adalah dengan Universitas Padjajaran dalam memproduksi UPro Porcine Detection Kit, suatu produk reagen molekular dengan metode RT PCR untuk deteksi kandungan DNA babi dalam produk makanan atau produk lain yang dikonsumsi.

“UPro Porcine Detection kit saat ini adalah produk kami yang mampu mendeteksi untuk jaminan produk halal dengan TKDN perhitungan mencapai 47 persen. Produk ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas dan dapat dibeli di e-katalog,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com