Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bertemu Perwakilan Bisnis Australia-Indonesia dan Parlemen Thailand, Menko Airlangga Berupaya Perkuat Kerja Sama Ekonomi

Kompas.com - 28/06/2024, 15:55 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams dan Staf Khusus Menko Perekonomian Raden Pardede. 

Baca juga: Resmikan Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Menko Airlangga: Hilirisasi Jadi Kunci Jaga Resiliensi Ekonomi

Peluang kerja sama dengan Thailand

Pada hari yang sama, Menko Airlangga juga menyambut hangat kunjungan para delegasi dari parlemen Thailand di kantor Kemenko Perekonomian. 

Dalam pertemuan tersebut, delegasi Thailand yang dipimpin Ketua Komisi Pembangunan Politik, Komunikasi Massa, dan Partisipasi Publik Parlemen Thailand Parit Wacharasindhu ingin belajar dari Indonesia dalam menggabungkan upaya pertumbuhan ekonomi dan demokratisasi, pengembangan electric vehicle (EV), program Kartu Prakerja untuk pengembangan SDM, hingga penggunaan desentralisasi sebagai mesin pertumbuhan nasional.

Menko Airlangga mengatakan, Indonesia merupakan negara yang mempunyai tiga zona waktu sehingga kunci dari desentralisasi adalah perlunya pertumbuhan yang tidak terpusat. 

“Indonesia ingin setiap daerah memiliki pertumbuhan yang sama sehingga pembangunan tidak hanya terjadi di Pulau Jawa saja, tetapi juga di sekitar Indonesia bagian timur dan barat,” ungkapnya. 

Baca juga: Menko Airlangga Bertemu Dmitry Medvedev, Sepakat Perkuat Hubungan Bilateral Kedua Negara

Dia menyebutkan, salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia adalah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). 

“Kami memiliki hampir 22 KEK di seluruh Indonesia dan salah satu kebijakan Indonesia adalah pengembangan hilirisasi industri,” jelasnya.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa untuk industri manufaktur Tanah Air telah meluncurkan Indonesia 4.0. 

Indonesia juga telah berfokus dalam penanganan mineral kritis yang dua tahun lalu baru disadari Amerika Serikat (AS) dan Eropa terkait pentingnya mineral kritis tersebut. 

Menko Airlangga juga menjelaskan, Indonesia memproduksi 50 juta ton crude palm oil (CPO) dan sedang mengembangkan biodiesel 35. 

Baca juga: Gerak Cepat Menko Airlangga, Sehari Temui 3 Pimpinan Tertinggi Singapura Bahas Kerja Sama Ekonomi

Menurutnya, kekuatan Thailand dalam memproduksi gula, termasuk gula mentah, di fase selanjutnya, Thailand dapat membangun etanol yang dapat menjadi peluang kerja sama lain, antara Indonesia dan Thailand.

Peluang di bidang energi dan digitalisasi

Lebih lanjut, Menko Airlangga mengatakan, Indonesia dan Thailand perlu melakukan investasi yang meningkatkan swasembada energi di negara-negara ASEAN. 

“Saya pikir itu penting untuk sektor ini. Jadi, menurut saya dalam dua isu tersebut, mengenai kelapa sawit dan karet alam, saya kira kita harus bekerja sama,” ungkapnya. 

Terkait EV, dia menjelaskan, mineral kritis, seperti nikel, tembaga, kobalt, hingga alumunium, merupakan bahan baku energi baru terbarukan yang terdapat di Indonesia. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com