Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Diprediksi Bakal Kembali Pangkas Suku Bunga

Kompas.com - 05/08/2019, 07:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat menurunkan suku bunga 25 basis poin (bps) dari 6,00 persen menjadi 5,75 persen, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan BI masih memiliki peluang untuk kembali melakukan pelonggaran kebijakan moneter.

Adapun pelonggaran tersebut bisa itu bisa bermacam-macam bentuknya, seperti menurunkan GWM, menurunkan suku bunga lebih lanjut, maupun membuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif.

Untuk melonggarkan kebijakan moneter kembali, Perry secara konsisten menyebut inflasi yang rendah sebagai faktor pertama dan terpenting yang akan memungkinkan bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter.

Baca juga: The Fed Turunkan Suku Bunga, Tekanan di Negara Berkembang Berkurang

Namun, berdasarkan hasil survei pemantauan harga minggu ini, BI melaporkan terjadi pelonjakan inflasi sebesar 0,12 persen karena cabai, dari 3,28 persen pada bulan Juni 2019 menjadi 3,32 persen pada akhir Juli.

Lantas, apakah lonjakan inflasi yang terjadi pada bulan Juli akan mengurungkan niat BI untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut?

Kepala Ekonom Makro PT Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengatakan, BI akan tetap memangkas suku bunganya hingga 0,75 persen atau 75 basis poin (bps) hingga akhir tahun 2019, meski inflasi pada Juli 2019 naik karena harga cabai.

Pasalnya, kebijakan Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga lebih mengarah ke jangka menengah hingga panjang, bukan karena inflasi yang terdongkrak naik di bulan Juli yang disebabkan oleh pengaruh ramadhan dan Idul Fitri.

"Jadi Bank Indonesia lebih melihat efek ke jangka menengah hingga panjang. Dan inflasi cabai ini terjadi hanya di Bulan Juli karena pengaruh Idul Fitri. Inflasi naik karena cabai tidak ada pengaruhnya dengan keberlanjutan kebijakan moneter," kata Putera Satria Sambijantoro kepada Kompas.com, Minggu (4/8/2019).

Terlebih, kata Satria, imbal hasil obligasi pemerintah per 1 Agustus 2019 naik 14 bps menjadi 7,516 persen, yang merupakan lonjakan terbesar sejak 11 Desember 2018.

Baca juga: Pertama Kali Sejak Krisis 2008, The Fed Pangkas Suku Bunga

"BI akan memangkas suku bunga lagi karena saat ini imbal hasil berada di level 7 persen, sedangkan inflasi berada di kisaran 3 persen. Artinya, masih ada ruang untuk BI menurunkan suku bunga," ujar Satria.

Adapun, Bahana melihat peluang penurunan suku bunga mencapai 75 bps atau 0,75 persen hingga akhir tahun 2019.

"Kami masih melihat peluang BI menurunkan suku bunga 75 bps hingga akhir tahun 2019. Rate BI berada di kisaran 5 persen," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com