Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uber Merugi Rp 72,9 Triliun di Kuartal II 2019, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 12/09/2019, 14:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan rintisan (startup) Uber telah kehilangan 5,2 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 72,9 triliun (kurs Rp 14.031 per dollar AS) pada kuartal II 2019.

Dikutip dari Bussiness Insider, Kamis (12/9/2019), kerugian itu adalah kerugian kuartalan terdalam yang pernah ada.

Disinyalir, kerugian itu karena IPO yang terlalu mahal awal tahun ini.

"Ini adalah jumlah uang yang luar biasa untuk perusahaan manapun, meski kami akan mengatur pengeluaran di periode-periode mendatang. Investor pun tidak senang dengan ini, dan membuat saham anjlok," kata salah satu sumber internal Uber.

Baca juga: Uber Merugi Rp 74,3 Triliun, Saham Terjun Bebas

Sebagian besar analis Wall Street berpendapat kejadian ini sesuai dengan ekspektasi mereka, meski beberapa hasilnya mengecewakan. Sebagian dari mereka menyarankan perusahaan melakukan aksi jual besar-besaran sebagai kesempatan untuk membeli.

Lebih dalam, berikut ini biaya-biaya yang menyebabkan Uber merugi di kuartal II 2019.

1. Kompensasi berbasis saham: 3,9 miliar dollar AS

Kompensasi berbasis saham (stock-base compesation) berkontribusi besar dalam kerugian Uber di kuartal II 2019. Adapun laporan laba-rugi perusahaan termasuk uang 3,9 miliar dollar AS hampir semuanya berkaitan dengan IPO Uber pada Mei lalu.

Pada Mei, Uber telah membagikan saham terbatas yang diberikan setelah menyelesaikan penawarannya. Nilai saham tersebut terdiri dari 3,6 miliar dollar AS dari total biaya kompensasi berbasis saham di kuartal II 2019.

Sementara di kuartal berikutnya, Uber memperkirakan kompensasi berbasis saham akan turun secara signifikan.

"Untuk stock-based compensation kami memprediksi akan memakan biaya 450 juta hingga 500 juta dollar AS saja di kuartal III 2019," kata Direktur Keuangan Uber, Nelson Chai.

Baca juga: Kedua Kalinya di Tahun Ini, Uber Kembali PHK Masal Karyawannya

2. Komisi mitra mengemudi: 299 juta dollar AS

Uber juga menghabiskan banyak pengeluaran untuk komisi mitra pengemudi yang terhubung ke IPO-nya.

Pada kuartal II 2019, Uber telah menghabiskan biaya 299 juta dollar AS untuk komisi mitra pengemudinya.

CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan, biaya itu layak untuk mempertahankan pengemudi dan bakatnya.

"IPO untuk kami adalah momen sekali seumur hidup dan momen yang sangat penting bagi perusahaan. Hampir 300 juta dollar AS kami berikan sebagai reward bagi pengemudi global. Menurut kami ini benar-benar penting untuk kami lakukan. Asal tahu saja, sebenarnya ini sangat sehat bagi perusahaan," jelas Khosrowshahi.

Baca juga: Uber PHK Sepertiga Karyawan Pemasarannya

3. Penelitian dan Pengembangan: 3,06 miliar dollar AS

Penelitian dan pengembangan adalah biaya operasi terbesar Uber dalam laporan laba rugi perusahaan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com