Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Hasil Negosiasi Perang Dagang AS-China, Wall Street Merah

Kompas.com - 08/10/2019, 07:09 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham Amerika Serikat, Wall Street melemah seiring dengan laporan negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang menimbulkan kekhawatiran para investor.

Dikutip dari Reuters, pada penutupan perdagangan saham Senin (7/10/2019) waktu setempat indeks Dow Jones Industrial Average turun 95,7 poin atau 0,36 persen menjadi 26.478,02.

Adapun indeks S&P 500 terkoreksi 13,22 poin atau 0,45 persen menjadi 2.938,79. Sementara, indeks Nasdaq Composite melemah 26,18 poin atau 0,33 persen menjadi 7.956,29.

Terpuruknya Wall Street di zona merah menyusul pemberitaan bahwa pihak Beijing kian enggan untuk sepakat dengan berbagai tawaran kesepakatan perdagangan yang ditawarkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Baca juga: Perang Dagang, Indonesia Bukan Negara Pilihan untuk Relokasi Industri dari China

Namun demikian, penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan, mungkin saja kedua negosiator China dan AS bisa membuat kesepakatan ketika bertemu di Washington. Kudlow pun mengatakan, AS terbuka untuk menerima tawaran kesepakatan yang diajukan China.

Adapun pada perdagagan siang hari, saham-saham Wall Street sempat melaju di zona hijau setelah seorang reporter Fox melalui akun twitternya mengatakan China siap untuk melakukan kesepakatan dengan AS sebagai bagian dari proses negosiasi.

Sebagai infrofmasi, pada Senin ini, negosiator China dan AS kembali melakukan pertemuan untuk menyelesaikan perang dagang yang sudah berjalan selama 15 bulan.

Adapun pertemuan tingkat tinggi antara Perdana Menteri China Liu He dengan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer sekaligus Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan dilakukan pada Kamis, (10/10/2019).

"Pasar tengah mencoba membayangkan berbagai kemungkinan dari hasil perang dagang, juga langkah-langkah antisipatif yang harus mereka lakukan," ujar Manager Trader Strategy TD Ameritrade Shawn Cruz.

Baca juga: Tahun Depan, Airbnb Bakal Catat Sahamnya di Wall Street

Sebelumnya, konsesi tarif yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan China bulan lalu telah memberikan harapan adanya kemungkinan rampungnya perang dagang yang sudah terlalu lama.

Kekhawatiran yang muncul akibat perang dagang sekaligus indikator perekonomian yang beragam telah memberi dampak negatif kepadda investor. Hal tersebut juga meningkatkan kemungkinan pemangkasan suku bunga untuk ketiga kalinya oleh Federal Reserve tahun ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com