Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahana Pangkas Proyeksi IHSG 2019, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 18/11/2019, 11:54 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir seluruh emiten yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan kinerja keuangan selama sembilan bulan di tahun 2019. Beberapa emiten masih memperlihatkan kinerja positif, namun tidak sedikit yang mencatatkan kinerja stagnan dan bahkan ada yang mengalami pertumbuhan negatif sejalan dengan lemahnya pertumbuhan ekonomi domestik akibat kondisi global.

Bahana Sekuritas melihat kinerja keuangan pada 100 perusahaan saham di BEI tercatat memiliki kinerja yang cukup rendah yang terlihat dari perolehan laba bersih yang tercatat negatif sebesar 4,2 persen atau lebih rendah dari proyeksi awal Bahana dengan pertumbuhan emiten positif dikisaran 9 persen.

Pencapaian ini, membuat Bahana memangkas proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 6.085 dari perkiraan semula di level 6.560.

Baca juga: Ternyata Tak Semua Eselon III-V Akan Dipangkas Jokowi, Ini 3 Kriterianya

"Kami memperkirakan pada kuartal keempat, pertumbuhan laba operasional masih akan tertekan untuk sebagian besar emiten, kecuali untuk emiten sektor rokok, perkebunan dan perbankan," kata Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (18/11/2019).

Namun dengan tren penurunan suku bunga dan rupiah saat ini, mampu membantu laba emiten dari sektor telekomunikasi dan semen, yang mana dua emiten ini bergantung pada penguatan rupiah karena biaya operasionalnya menggunakan mata uang dollar AS.

Anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) memperkirakan laba bersih emiten akan mengalami pertumbuhan sekitar 2 persen sampai 3 persen untuk keseluruhan 2019.

Baca juga: Ini 5 Reksadana Saham dengan Imbal Hasil Tertinggi

Beberapa risiko yang patut dicermati pada sisa tahun ini salah satunya adalah realisasi penerimaan pajak selama 8 bulan pertama 2019, yang masih tercatat sebesar 51 persen dari target APBN 2019 yang ditetapkan sebesar Rp 1.577 triliun.

Hal ini bisa berdampak pada tertundanya belanja pemerintah yang bisa mempengaruhi emiten konstruksi, perbankan dan telekomunikasi yang terkait dengan proyek pemerintah.

Catatan Bahana, kinerja keuangan 100 emiten yang diamati, secara keseluruhan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,6 persen untuk periode Januari sampai September 2019. Ini ditopang oleh sektor perbankan, semen, kesehatan dan obat-obatan. Sedangkan sektor konstruksi, perkebunan dan properti membukukan kinerja negatif.

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, marjin laba kotor mencatat rata-rata pertumbuhan sebesar 2,9 persen secara tahunan dengan kinerja dari sektor konsumer terutama kontribusi dari PT Gudang Garam dan PT Indofood CBP.

Baca juga: Terjerat Utang, Bagaimana supaya Lepas dari Jeratnya?

Sedangkan emiten dari sektor perkebunan, konstruksi dan unggas membukukan kinerja negatif. Sedangkan laba operasional hanya tumbuh sebesar 1,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, karena turunnya kinerja emiten dari sektor unggas, perkebunan dan konsumer.

Ke depan, dengan adanya rencana pemerintah untuk memotong pajak penghasilan perusahaan, diperkirakan akan ada potensi pembayaran dividen yang lebih besar dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti dari PT Telekomunikasi Indonesia yang memiliki arus kas yang besar dengan rasio utang terhadap modal yang rendah.

Rekomendasi beli saham Telkom (TLKM) dengan target harga Rp 4.200 per saham. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Mandiri (BMRI) dengan tingkat kecukupan modal yang tinggi serta dengan tingkat provisi yang semakin berkurang diperkirakan akan membukukan kinerja positif sampai akhir tahun. BBRI direkomendasikan beli dengan target harga Rp 5.300 per saham, dan BMRI dengan target harga Rp 9.000 per saham.

Baca juga: Ingin Jadi Freelancer? Simak Persiapan yang Harus Dilakukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com