Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Saham Syariah Bisa Jadi Harapan di Tengah Risiko Krisis

Kompas.com - 21/11/2019, 17:13 WIB
Rina Ayu Larasati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Investasi syariah bisa menjadi jawaban di kala ekonomi global penuh ketidakpastian.

Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Adiwarman Karim menjelaskan mengapa kinerja saham syariah di Indonesia melampaui kinerja saham konvensional.

"Sebabnya pendapatan bunga lagi pada turun, saham-saham yang nggak syariah itu pendapatannya tertekan gara-gara ada pendapatan bunga dia yang tadinya gede jadi kecil begitu," ucap Adiwarman saat berada di Bursa Efek Indonesia, Kamis (21/11/2019)

Ia melanjutkan kalau saham syariah dari awal sudah mengambil pendapatan bunga yang cukup kecil sehingga, saham syariah tidak begitu tertekan.

Baca juga: Mau Kupas Investasi Syariah? Yuk Datang ke Sharia Investment Week 2019

Namun menurutnya, krisis ekonomi yang terjadi belakangan ini beda dengan krisis ekonomi di tahun 1999.

"Kalau dulu kan krisis moneter, bank syariah emang lebih tahan karena dia segala sesuatunya ada riil sektornya, tapi sekarang yang lagi down itu sektor riil bukan sektor moneter, moneternya stabil," kata Adiwarman.

Karena fokus saham syariah adalah di sektor riil dan saat ini sektor riilnya yang mengalami tekanan, maka menurut Adiwarman, perbankan syariah juga terdampak akibat ini.

Berdasarkan data dari BEI hingga Oktober 2019, tercatat 62 persen saham yang ada di BEI merupakan saham syariah.

"Sehingga tantangan kita di tahun depan yang agak-agak itu, kalau bursanya turun, syariahnya juga turun," ucapnya.

Namun performa indeks saham syariah masih lebih baik dibandingkan dengan saham konvensional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com