Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bakal Rilis Daftar Positif Investasi, Apa Saja Isinya?

Kompas.com - 17/02/2020, 17:32 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dalam waktu dekat akan merilis daftar positif investasi dalam waktu dekat.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai Daftar Positif Investasi akan diterbitkan bulan Maret ini.

Perpres tersebut merupakan revisi dari Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016, ada 20 daftar negatif investasi (DNI) di mana ada 20 sektor yang masuk dalam daftar negatif investasi. Sementara untuk perpres yang diterbitkan tahun ini, hanya 6 sektor yang tersisa.

"Yang dulu ada 20 sektor usaha nggak dibuka (untuk investasi asing), sekarang 14 dibuka. DNI nanti akan diberlakukan kalau Perpresnya sudah ditandatangani," ujar Bahlil di Jakarta, Senin (17/2/2020).

Baca juga: Sri Mulyani Minta BKPM Genjot Kinerja Investasi di 2020

Secara lebih lanjut Bahlil mengatakan hingga saat ini 6 sektor yang masuk dalam daftar negatif investasi masih dibahas di tataran pemerintah.

Beberapa sektor tersebut menurut dia adalah bisnis judi atau kasino dan nuklir, serta sektor UMKM.

"Investor boleh masuk untuk membantu tetapi nggak boleh mengakuisisi saham UMKM. Banyak pertanyaan kalau di start up itu 10 miliar dollar AS ke bawah boleh asing masuk? Tapi untuk apa? Investor harusnya ambil yang gede-gede, yang 10 miliar dollar AS ke atas," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sempat mengungkapkan beberapa bidang usaha dari investasi yang ditutup investasi.

Usaha yang dimaksud terkait Penangkapan Spesies Ikan yang Tercantum dalam Appendix I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).

Kemudian budidaya narkotika golongan satu, perjudian dan kasino, industri produsen dengan proses merkuri, serta terkait industri bahan kimia berbahan perusak lapisan ozon.

Sementara untuk 14 sektor lain yang akan dibuka untuk asing Bahlil mengatakan pemerintah bakal membuat ketentuan kepemilikan saham yang berbeda-beda untuk masing-masing sketor.

"Selebihnya itu dibuka dengan kepemilikan saham asing proporsional, ada yang 49 persen, ada yang 63 persen, tergantung jenis usahanya," sebutnya.

Dia mencontohkan salah satu sektor yang akan dibuka untuk investor asing adalah bisnis tower.

"(Bisnis tower) belum dipastikan tapi akan dibuka berapa persen asing. Masih dalam pembahasan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com