Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Diprediksi Melemah Pekan Depan, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 22/02/2020, 16:14 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah pada pekan depan. IHSG diprediksi bergerak pada kisaran 5.750 hingga 5.960.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menyatakan, penyebabnya adalah korban wabah virus corona kini mulai menunjukkan peningkatan. Ini khususnya terkait kasusu corona di luar China, contohnya Korea Selatan dan Jepang.

"Pasar saham dunia sempat bergerak positif setelah ada tanda awal kasus baru virus corona mengalami penurunan. Tetapi optimisme berakhir di akhir pekan setelah Global Times melaporkan bawah media yang dikelola Pemerintah China menyebutkan ada peningkatan tajam dalam kasus Covid-19 di sebuah rumah sakit di Beijing," kata Hans melalui keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (22/2/2020).

Baca juga: Ada Sentimen-Sentimen ini, Bagaimana IHSG Pekan Depan?

Selain itu, di akhir pekan depan juga terdapat indikasi peningkatan kasus virus corona di China.

Pasalnya, Pemerintah China juga merilis ada lebih dari 800 kasus baru terjadi. Komisi Kesehatan Nasional China menyebutkan ada 74.576 kasus Covid-19 telah dikonfirmasi, jumlah yang meninggal mencapai 2.118 orang.

Tekanan pasar juga terjadi karena ada kekawatiran penyebaran virus corona di luar China. Korea Selatan telah melaporkan adanya 100 kasus baru.

Di Jepang sendiri dilaporkan lebih dari 80 orang dinyatakan positif terkena virus corona.

Hal ini sudah diperingatkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) karena rendahnya kasus Covid-19 di luar China.

Baca juga: Meski Ekonomi Melambat, Rupiah dan IHSG Diproyeksi Tetap Menguat

Artinya, mungkin akan terjadi lonjakan di waktu yang akan datang. Penelitian terbaru menunjukkan virus corona lebih mudah menular daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini menimbulkan ketidakpastian ekonomi global.

"Pasar keuangan dunia kami perkirakan akan membaik ketika di temukan perlambatan penyebaran virus sebagai tanda awal teratasinya wabah corona," ujar Hans.

Dampak dari virus corona telah merambat ke raksasa teknologi Apple yang memperkirakan tidak akan mampu memenuhi proyeksi pendapatan kuartalannya.

Perlambatan produksi yang menyebakan turunnya pasokan iPhone global dan melemahnya permintaan di China akibat wabah virus corona menjadi alasan Apple.

Dampak ekonomi virus corona disampaikan juga oleh S&P Global Ratings yang mengatakan, perbankan China bisa mengalami kredit macet sebanyaknya 1,1 triliun dollar AS karena virus tersebut.

Baca juga: Virus Corona Masih Akan Membayangi IHSG Pekan Ini

Goldman Sachs mengatakan pasar keuangan dunia telah meremehkan potensi dampak dari wabah corona terhadap ekonomi dan bisnis.

"Hal ini mebuat kami memperkirakan adanya potensi terjadi risiko koreksi pada indeks dunia ke depannya," kata Hans.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com