Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Bergejolak Dampak Covid-19, Trader Aset Kripto Raup Untung

Kompas.com - 26/03/2020, 17:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak trader dan investor aset kripto meraup untung alias take profit lebih dari 10 persen dalam sehari.

Hal ini dikarenakan nilai aset kripto seperti bitcoin dan lainnya terus meningkat belakangan ini.

CEO platform jual beli aset kripto Indodax Oscar Darmawan mengatakan, industri trading platform aset kripto seperti pihaknya tidak terlalu terpengaruh oleh corona, seperti sekarang.

Baca juga: Pasar Anjlok karena Virus Corona, Bagaimana dengan Aset Kripto?

Hal ini dibarengi dengan meningkatnya harga aset kripto dari awal tahun 2020.

“Trading platform merupakan industri yang tidak terkena dampak oleh virus corona. Situasi (merebaknya virus) ini membuat untung trader dan investornya. Ini menandakan bahwa bitcoin merupakan aset yang masih menjadi primadona,” kata Oscar dalam keterangannya, Kamis (26/3/2020).

Dia mengatakan, merebaknya virus corona membuat orang-orang terpaksa bekerja dari rumah. Sehingga orang-orang mulai memikirkan investasi baru dengan pengembalian yang cepat, salah satunya dengan cara trading aset kripto.

Oscar menyebut, seiring meningkatnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang aset kripto juga membuat member Indodax meningkat.

Pada awal tahun ini, volume trading di startup tersebut sudah mencapai Rp 2 triliun per bulan dengan menjual lebih dari 60 aset digital termasuk bitcoin, ethereum dan lainnya.

Baca juga: Perlukah Milenial Investasi ke Bitcoin?

“Saat ini, member Indodax sudah hampir mencapai 2 juta orang, dimana 99 persennya adalah orang Indonesia. Orang-orang memanfaatkan waktu mereka bekerja di rumah untuk trading aset kripto," terangnya.

Harga bitcoin sendiri menunjukkan tren kenaikan harga dari awal tahun. Pada awal tahun, harga bitcoin masih sekira Rp 90 juta.

Awal pekan ini, harga bitcoin sudah mencapai Rp 110 juta. Namun, Oscar juga tidak membantah bahwa sempat ada penurunan harga hingga Rp 64 juta pada pertengahan Maret lalu.

"Penurunan yang drastis itu hanya bersifat sementara. Hal itu tentu saja dimanfaatkan investor atau trader," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com