Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

PDB Pertanian Naik di Triwulan I, Kementan Prediksi Kenaikan Berlanjut Hingga 2021

Kompas.com - 07/05/2020, 16:13 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sektor pertanian mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada triwulan I 2020 sebesar 0,02 persen.

Bahkan, sektor pertanian juga memiliki kontribusi terbesar ketiga dalam struktur PDB Indonesia dengan porsi sebesar 12,84 persen per kuartal pertama (Q1) 2020.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan, kenaikan ini diprediksi berlanjut hingga tahun 2021, mengingat panen raya terus berlangsung di sejumlah daerah.

"Jadi kita harus optimistis," ungkapnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (7/5/2020).

Namun demikian, lanjutnya, pertumbuhan bulan ini terjadi perlambatan karena terjadi pergeseran di musim panen raya yang biasanya jatuh pada Maret seperti tahun 2019 lalu.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian, Kementan Optimalkan Lahan Rawa di 14 Provinsi

Perlambatan tersebut dari Q1 2019 year on year (yoy) yang hanya tumbuh 1,82 persen.

"Nah tahun ini panen raya malah terjadi pada April 2020. Kami berharap dampak panen raya kelihatan di Q2 dan bisa memberikan kontribusi yang positif," katanya.

Kuntoro menjelaskan, subsektor yang mengalami perlambatan, antara lain subsektor tanaman hortikultura yang melambat sebesar 2,55 persen.

Kemudian, sektor peternakan juga hanya tumbuh sebesar 2,86 persen. Peternakan melambat dari Q1 2019 yang hanya 7,96 persen.

Seperti diketahui, Kementan telah mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi.

Kementan juga terus berupaya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga ketersediaan dan distribusi pangan, khususnya pada 11 komoditas bahan pokok.

Baca juga: Kementan dan PT Pupuk Indonesia Jamin Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan, yaitu mengalihkan komoditas dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit.

Untuk saat ini, setidaknya ada 28 provinsi dalam kondisi terkendali.

Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ketersediaan pangan nasional hingga Juni 2020 yang diperkirakan surplus beras 6,4 juta ton, jagung 1,01 juta ton, bawang merah surplus 330.384 ton, gula pasir 1,07 juta ton, dan minyak goreng surplus 5,7 juta ton.

Untuk komoditas beras, stok beras akhir Maret 2020 sebanyak 3,45 juta ton. Rinciannya di Bulog 1,4 jt ton, di penggilingan 1,2 jt ton, di pedagang 754.000 ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 2.939 ton.

Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Alihkan Komoditas dari Daerah Surplus ke Defisit

"Jumlah ini pun belum termasuk stok di masyarakat lainnya seperti di rumah tangga dan hotel, restoran, dan kafe (Horeka)," tutur SyahruI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com