Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Lebaran, Ekspor RI Jeblok 28,95 Persen Pada Mei 2020

Kompas.com - 15/06/2020, 14:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor Indonesia pada Mei 2020 mencapai 10,53 miliar dollar AS.

Nilai itu menurun sebesar 13,40 persen secara bulanan (month to month/mtm) atau 28,95 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Kepala BPS Suhariyanto menuturkan, penyebab turunnya ekspor karena ekspor migas turun 42,64 persen (yoy) dan non migas turun 27,81 persen (yoy).

Baca juga: Neraca Dagang RI Bulan Mei Surplus tapi Disebut Tak Menggembirakan

Secara bulanan, ekspor migas masih naik 15,64 persen dan non migas turun 14,81 persen.

"Pergerakan ini sama dengan pergerakan Idul Fitri tahun lalu, yang jatuh pada Juni 2019. Impor selalu menurun pada Idul Fitri. Kalau tahun lalu terjadi karena banyaknya hari libur panjang, tapi tahun 2020 banyak sekali WFH (kerja dari rumah) dan pengurangan aktivitas," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Senin (15/6/2020).

Adapun beberapa komoditas yang mencatatkan penurunan, antara lain minyak mentah turun 24 persen (mtm), batubara turun 10,4 persen (mtm), minyak sawit turun 5,75 persen, dan minyak kernel.

Sementara komoditas yang meningkat, yaitu perak, seng, tembaga, nikel, timah, cokelat, emas dan karet. Pada Mei 2020, nilai ekspor 10,53 miliar dollar AS.

Baca juga: Meski Pandemi, Ekspor Pertanian April 2020 Capai 0,28 Miliar Dollar AS

Komposisi ekspor menurut sektor pada Mei 2020 terjadi penurunan di sektor non migas. Sektor pertanian turun 16,94 persen (mtm) dan 25,48 persen (yoy).

Komoditas yang menurun (mtm) yaitu kopi, aromatik, tanaman obat, rempah-rempah, dan lada putih.

Selanjutnya, industri pengolahan turun 14,92 persen (mtm), dan pertambangan turun 13,70 persen. Secara tahunan, sektor migas turun paling dalam sebesar 42,64 persen (yoy).

"Komoditas yang turun di industri pengolahan adalah logam dasar mulia, minyak kelapa sawit, sepatu olahraga, dan peralatan listrik. Sementara pertambangan yaitu batubara, lignit, bijih logam lainnya, dan beberapa komoditas ekspor hasil pertambangan lainnya," sebut Suhariyanto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com